Mataram (Suara NTB) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram akan membangun riprap di tiga titik rawan gelombang pasang di sembilan kilometer Pantai Ampenan. Tiga lokasi ini prioritas karena dianggap krusial.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram Miftahurrahman menjelaskan, Riprap adalah perlindungan berupa batu atau material lain yang ditempatkan untuk melindungi struktur di garis pantai dari ancaman gerusan dan erosi akibat aliran air atau gelombang pasang. Panjang riprap yang akan dibangun mencapai 3-6 meter.
Tiga lokasi prioritas yakni, eks Pelabuhan Ampenan, Pantai Loang Baloq, dan Pantai Mapak. Tiga lokasi ini dianggap prioritas karena dianggap krusial dibandingkan titik lainnya. “Sehingga ini harus diprioritaskan karena sangat krusial,” kata Miftah dikonfirmasi, Kamis, 15 Juni 2023.
Ia mengakui, ada permintaan penambahan lokasi pembangunan riprap dari Walikota Mataram H. Mohan Roliskana. Permintaan ini akan diprioritaskan meskipun kekurangan anggaran. Kebutuhan anggaran pembangunan diusulkan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) perubahan tahun 2023. Untuk pembangunan satu titik riprat membutuhkan biaya kisaran Rp200 juta. “Jadi, tiga riprap yang dibangun kebutuhan anggarannya mencapai Rp600 juta. Kita coba usulkan di ABT untuk penambahannya,” jelasnya.
Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Mataram menegaskan, kebutuhan anggaran pembangunan penahan gelombang pasang bisa saja lebih besar, tetapi perlu secara bertahap supaya ada pemerataan di tempat lain.
Secara teknis disampaikan, penahan gelombang dibangun dengan lebar jarak pantai tiga meter, tinggi depan satu meter, tinggi belakang 1,5 meter dan panjang 3-6 meter. “Bisa saja kebutuhan anggarannya besar tetapi perlu bertahap,” ujarnya.
Pembangunan riprap ini diharapkan bisa mengurangi risiko terjadinya abrasi akibat gelombang pasang di sepanjang sembilan kilometer Pantai Ampenan. (cem)