Mataram (Suara NTB) – Pengusaha jasa perjalanan wisata atau travel agent menolak rencana penghapusan kalender event balap motor mini MotoGP (WSBK) di Sirkuit Mandalika, hanya karena alasan merugi pengelola sirkuit. Ketua Asosiasi Travel agent Indonesia (ASTINDO) NTB Sahlan M Saleh mengatakan berita tentang penghapusan WSBK di Mandalika, menjadi berita yang tidak menyenangkan bagi para pengusaha yang bergerak dibidang pariwisata di Lombok, NTB.
Meningat dampak dari penyelenggaraan WSBK yang sudah dua kali dilaksanakan di sirkuit kebanggaan Bangsa Indonesia ini sudah sudah sangat berdampak positif bagi pariwisata di Lombok. Meski di awal – awal penyelenggaraan WSBK ini, penyelenggara merugi, tapi sektor lain impact (dampak) nya cukup besar. Orang luar bahkan lebih mengenal mengenal Lombok.
“Karena itu, kita ingin lakukan pertemuan dengan Pemerintah Daerah (Pemda) supaya WSBK tetap dilaksanakan. Kita ingin bantu mendorong tamu-tamu dari luar daerah untuk datang ke WSBK, supaya kesan WSBK rugi, kita bisa atasi,” ungkap Sahlan M Saleh, Jumat, 16 Juni 2023.
Event-event yang diselenggarakan di NTB, khususnya di Lombok menjadi jalan untuk mempromosikan, sekaligus mendatangkan wisatawan. Bahkan dengan event menjadi daya tarik yang bisa dijual travel agent untuk mendatangkan tamu. Terlebih pada event WSBK, travel agent juga berupaya mendatangkan tamu.
“Promosi kita juga tetap massif, sama seperti MotoGP. WSBK kemarin kita juga mendatangkan tamu. Bahkan kita melakukan blok-blok shit, blok royal box untuk mendukung bagaimana WSBK ini berjalan dengan sukses,” ungkapnya. Bahkan Upaya menghadirkan penonton tetap ramai. Para pengusaha travel agent juga menyediakan paket-paket wisata dari event-event yang sudah dan akan diselenggarakan di NTB.
“Sudah (ada paket, red), tetap continue kita membuat paket wisata untuk MotoGP dan WSBK. Dan itu cukup laku, khusus MotoGP memang laku keras paket wisata,” terangnya. Sebelumnya, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyatakan agar pengelola Sirkuit Mandalika tidak sembarang mengusulkan penghapusan WSBK karena alasan merugi.
“Menurut saya dari awal ITDC, MGPA mestinya sadar. MXGP (balap motor cross internasional) juga sama, bahwa kalau dilihat event penyelenggaraannya di awal, pasti rugi. Tapi keseluruhan inpactnya yang mesti dihitung. Kan banyak sebenarnya, walaupun bukan tanggung jawab Pemda, kita yang sibuk juga,” ujar Gubernur.
“Coba diserahkan kepada Pemda, mestinya saya yakin kita bisa. Makanya kita mengadakan MXGP ini untuk membuktikan, kitapun bisa,” tegasnya. Rencana penghapusan WSBK di Sirkuit Mandalika sangat disayangkan. Sebab masyarakat NTBpun sangat merasakan dampaknya. “Untuk penentuan eventnya awal – awal pasti rugi. Tidak ada event yang langsung untung. Nah kalau bisa duduk kembali. Kalau bisa jangan dijadikan ini kayak beban. MGPA dan ITDC kalau bisa kesannya tidak WSBK saja, MotoGP juga gak usah mereka (kerjakan). Supaya mereka konsentrasi di Bali saja (mengelola Nusa Dua) yang uangnya banyak. Kan gitu logikanya,” cetus Gubernur.
“Kalau bisa sih, jangankan WSBK, MotoGP juga gak usah. Kayaknya beban. Tapi kan kita orang daerah melihatnya ini opportunity buat kita secara stigmanya. Hotel hidup, yang lainnya hidup. Yang lain-lain untung, muliflier efeknya yang harus dilihat,” tambahnya.
Gubernur menambahkan, agar persoalan ini jangan dilihat sebagai beban. Bahkan Presiden Joko Widodo sendiri ingin menyampaikan pesan kepada pengelola untuk membangun interaksi yang lebih luas melalui fasilitas (Sirkuit Mandalika) ini dan event di dalamnya. (bul)