Mataram (Suara NTB) – Kesiapan tim medis menjadi salah satu syarat utama pelaksanaan balap internasional, seperti halnya Motocross Grand Prix (MXGP). Terkait hal ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB akan menyiapkan sekitar 400 tenaga kesehatan (nakes) untuk event MXGP Samota maupun Lombok.
Direktur RSUD Provinsi NTB dr Lalu Herman Mahaputra M.Kes, MH mengatakan, pihaknya sudah memulai simulasi tenaga medis untuk penanganan insiden di Sirkuit Selaparang Kota Mataram. Simulasi bertujuan agar nakes familiar dengan kondisi balapan MXGP. Sekaligus menentukan di mana saja obstacle atau rintangan yang akan ditempatkan tenaga medis.
”Kurang lebih sekitar 400 nakes, namun nanti tergantung kondisi di lapangan. Dalam simulasi itu, obstacle mana yang membutuhkan pos-pos nakes di sana. Nakes kita harus ada di obstacle tersebut, dimana titik-titik yang sekiranya cukup membahayakan, di sana kami akan taruh personel yang lebih banyak,” kata dr Lalu Herman Mahaputra atau dr.Jack kepada wartawan, Kamis, 15 Juni 2023.
Ia mengatakan, 400 tenaga kesehatan tersebut tidak hanya untuk satu event MXGP. Namun untuk balapan di Lombok dan Sumbawa. ”Nanti akan kami bagi, mana yang bertugas di Sumbawa, mana yang akan di Lombok,” ujarnya.
Penempatan nakes di setiap balapan selalu menggunakan sitem ring satu, dua dan tiga untuk memberikan pelayanan medis secara optimal kepada para pembalap serta para penonton.
“Nanti akan melibatkan Pak Kadikes melalui Puskesmas-Puskesmas setempat untuk ring tiga. Kalau ring inti tetap kami yang dibantu juga oleh Rumah Sakit Kota, RSUD Lombok Barat dan lainnya, termasuk rumah sakit swasta” katanya.
Selain menyiapkan tenaga kesehatan, RSUP juga menyiagakan tiga unit kendaraan ambulans polaris, agar tidak mengalami kendala saat penanganan di trek tanah. ”Ambulans polaris itu yang cocok. Kalau pakai ambulans biasa, takutnya ban mobil malah nyangkut di trek, tak bisa jalan,” jelas dr. Jack.
Ia mengatakan, RSUP juga akan membangun mini hospital di eks Bandara Selaparang. Mini hospital itu dilengkapi dengan peralatan dasar untuk penanganan pertama, termasuk fasilitas rontgen mobil, USG dan lainnya. Jika tidak bisa tertangani di mini hospital, pembalap akan dirujuk ke RSUD Kota Mataram atau RSUP NTB dengan menggunakan mobil ambulans.
Menurutnya, jarak antara sirkuit dengan rumah sakit cukup dekat. Sehingga tidak membutuhkan helikopter, seperti pada penanganan di balapan MXGP Samota Sumbawa. ”Jaraknya ke faskes cukup dekat, tidak ada hambatan,” ujarnya.(ris)