Mataram (Suara NTB) – Buku cerita anak menjadi salah satu bahan pendamping literasi. Untuk mewujudkan ketersediaan bahan bacaan literasi yang bermutu, Kantor Bahasa Provinsi NTB memiliki berbagai program utama penerjemahan dengan serangkaian tahapan. Kantor Bahasa Provinsi NTB menyelenggarakan Uji Keterbacaan Cerita Anak Berbahasa Daerah-Bahasa Indonesia di Kabupaten Lombok Timur dengan sasaran siswa PAUD dan SD, Selasa, 13 Juni 2023.
Kepala Kantor Bahasa NTB, Puji Retno Hardiningtyas menyampaikan, kegiatan ini merupakan salah satu tahapan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Penerjemahan. Tahapan ini bagian dari rangkaian kegiatan Penulisan Cerita Anak Berbahasa Daerah Sasak, Samawa, dan Mbojo sebagai bahan literasi yang akan disebarkan ke masyarakat NTB.
Berdasarkan informasi, tahapan pertama kegiatan adalah Lokakarya Penulisan Cerita Anak yang dilaksanakan pada bulan Maret 2023 lalu. Lokakarya tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman menulis cerita dan bagaimana penerjemahan cerita anak berhasil diselesaikan dengan baik.
Tahapan kedua, yaitu kegiatan Sayembara Penulisan Cerita Anak Bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo yang dilaksanakan pada bulan Maret–Mei 2023 dan menghasilkan 60 pemenang dengan 60 naskah dan 60 judul buku cerita anak.
“Pada kegiatan ini, kami menerima 60 naskah cerita anak berbahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo. Untuk buku cerita anak, cerita yang paling banyak berasal dari bahasa Sasak, diikuti bahasa Samawa, dan terakhir bahasa Mbojo,” tuturnya saat memberikan sambutan kegiatan di SDN 30 Pancor.
Tahapan ketiga, yaitu kegiatan Diseminasi Penerjemahan Cerita Anak Bahasa Daerah Sasak, Samawa, dan Mbojo yang dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2023 lalu. Tujuan kegiatan ini untuk menyelaraskan isi naskah yang dihasilkan oleh para penulis dengan hasil terjemahan cerita yang dilakukan oleh para penerjemah cerita anak tersebut.
“Ada tahapan revisi yang telah dilalui penulis. Hal ini untuk mereviu apa yang telah ditulis Bapak dan Ibu guru, sastrawan, pegiat literasi, dan para penulis naskah lainnya menjadi suatu hal yang dinilai tepat,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kantor Bahasa NTB memberikan lima buku cerita anak berbahasa Sasak sebagai uji sampel keterbacaan cerita anak untuk mengukur kesesuaian dan kelayakan buku-buku tersebut untuk disebarkan sebagai cerita anak.
“Kami akan membagikan buku cerita anak tahun 2022. Untuk tahun 2023, kami akan segera menerbitkan buku cerita anak setelah mendapatkan hasil uji kelayakan dari kegiatan ini. Setelah itu, kami akan mengajukan ISBN untuk buku cerita tersebut. Masukan dan kritikan untuk buku-buku ini sangat bermanfaat bagi kami. Mohon bantuan Bapak dan Ibu guru untuk mendampingi siswa dalam memberikan respons terkait buku cerita anak yang diujikan. Apakah anak-anak menyukai buku cerita ini atau ada cerita yang kurang tepat menurut adik-adik nanti?” tutupnya.
Senada dengan Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Timur, Izzudin, menyampaikan siswa dan guru pendamping harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Ia berharap kegiatan positif ini mampu dijadikan pembelajaran dan proses pendidikan yang menyenangkan bagi siswa.
“Hari ini anak-anak akan membaca sebuah buku. Jadi, anak-anak harus membaca buku seluruhnya dan ambil pesan-pesan baik dalam buku itu, ya. Kalau ada yang merasa kurang tepat, silakan disampaikan ke Bapak dan Ibu guru yang mendampingi hari ini. Terima kasih kepada Ibu Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memberikan kesempatan baik bagi siswa dan guru kami,” tuturnya memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi.
Berdasarkan laporan dari ketua panitia, Safoan Abdul Hamid, peserta berjumlah 30 siswa yang terdiri atas siswa dan guru pendamping TK dan SD di Kabupaten Lombok Timur. Beberapa perwakilan sekolah berasal dari SDN 3 Pancor, SDN 2 Pancor, TK Hamzanwadi Pancor, SDN 1 Sukamulia, dan SDN 4 Suntalangu.
Menurutnya, saat ini ada 60 judul buku cerita anak yang akan diterbitkan dan menjadi bahan literasi bagi anak-anak jenjang PAUD dan SD. Tujuan kegiatan ini untuk mengadakan ujj keterbacaan sebelum buku-buku tersebut dinyatakan layak terbit.
“Semoga ini bermanfaat sebagai bahan pendamping literasi di NTB. Harapan kami, adik-adik yang hadir dapat memberikan masukan yang baik untuk kami dari hasil membaca buku cerita yang akan kami bagikan,” imbuhnya.
Kuesioner uji keterbacaan cerita anak yang diisi oleh para peserta (siswa dan guru pendamping), baik peserta yang berasal dari PAUD maupun SD akan diolah menjadi hasil uji keterbacaan cerita anak. Berdasarkan hasil uji tersebut, Kantor Bahasa Provinsi NTB akan menyebarkanluaskan buku-buku cerita anak menjadi bahan pendamping literasi yang bermutu sesuai dengan standar kesesuaian dan kelayakan cerita. (ron)