Praya (Suara NTB) – Puluhan guru dan siswa Madrasah Darul Aminin NW Aikmual Praya, Lombok Tengah (Loteng), Rabu, 14 Juni 2023 mengelar aksi damai di kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat. Aksi digelar guna menuntut pembayaran tunjangan sertifikasi guru yang sudah enam bulan belum juga cair. Tidak hanya itu, para guru juga mempertanyakan terkait keberadaan blangko ijazah siswa yang tidak ada kejelasan kapan akan diberikan.
Padahal para siswa sudah akan menyelesaikan tahap ujian dan akan segera melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Datang sekitar pukul 10.00 Wita, aksi damai para guru dan siswa tersebut berlangsung di bawah pengawal aparat kepolisian. Sesampainya di depan kantor Kemenag Loteng, para guru sempat terlibat ketegangan dengan aparat kepolisian saat upaya untuk masuk ke kantor Kemenag Loteng terhalang aparat.
Setelah melalui proses negosiasi, sejumlah perwakilan guru lantan diterima pejabat Kemenag Loteng. Sisanya memilih menunggu di luar halaman Kemenag Loteng sembari sesekali menggelar orasi. “Kami datang hanya mau menuntut hak,” tegas Hawariyah, salah seorang guru.
Ia mengatakan, sudah sekitar 6 bulan tunjangan sertifikasi dan inpassing para guru Madrasah Darul Aminin tidak kunjung cair. Di mana sebelumnya, terjadi dualisme di kepengurusan yayasan yang berujung pada proses hukum. Akibatnya, pihak Kemenag Loteng mengambil alih sementara akun sekolah milik Darul Aminin dan tidak lagi dipegang oleh pihak sekolah.
Sejak saat ini tunjangan sertifikasi dan inpassing guru belum pernah diterima oleh para guru. Dengan besaran antara Rp 1,5 sampai Rp2,7 juta. Sementara jumlah guru yang belum menerima tunjangan sertifikasi sebanyak 34 orang.
“Katanya ada guru yang sudah menerima tunjangan sertifikasi, ini yang juga kita pertanyakan. Kenapa bisa seperti itu. Karena ada indikasi kalau guru-guru yang menerima tunjangan sertifikasi tersebut tidak pernah mengajar. Bahkan terindikasi guru fiktif,” imbuhnya.
Hawariyah mengatakan, selama enam bulan terakhir banyak para guru terpaksa meminjam uang ke tetangga atau temannya untuk biaya hidup. Sembari berharap tunjangan sertifikasi dan inpassing segera dicairkan oleh pihak Kemenag Loteng. “Sebelum ini pihak Kemenag Loteng berjanji akan mencairkan tunjangan sertifikasi sebelum pemberangkatan haji. Tapi nyatanya sampai sekarang tunjangan sertifikasi tidak juga dicairkan,”sebutnya.
Kemudian terkait ijazah siswa yang akan lulus tahun ini, ternyata tidak jelas kapan akan diberikan. Apakah karena ada kaitanya dengan dualisme kepengurusan yayasan, pihaknya mengaku tidak tahu. Tapi seharusnya hal itu tidak sampai harus terjadi. Karena soal dualisme itu terjadi ditingkat pengurus yayasan. Sementara kelembagaan madrasah tidak perlu ikut terdampak. Karena secara kelembagaan madrasah juga punya pengurus sendiri.
Terpisah, Kasubag. TU Kemenag Loteng, H. Hambali, S.Ag.M.Ag., usai menerima perwakilan guru mengatakan kalau belum diterimanya tunjangan sertifikasi para guru tersebut, dikarenakan ada beberapa persyaratan yang belum lengkap, sehingga belum bisa diklaim melalui system yang ada. Untuk itu, pihaknya sudah meminta para guru melalui perwakilan guru untuk segera melengkapi persyaratan yang lengkap tersebut.
“Kalau persyaratanya lengkap, pasti kita cairkan. Tapi bagaimana bisa kita cairkan kalau persyaratanya belum dilengkapi,”tandas Hambali.
Diakuinya, akun madrasah saat ini memang sudah diambil alih sementara oleh Kemenag Loteng melalui pengawas madrasah setempat. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, terkait adanya polemik kepengurusan di yayasan tersebut. Nanti kalau dualisme sudah selesai, aku madrasah akan diberikan kembali.
“Khusus terkait indikasi guru fiktif, nanti akan kita telusuri kebenarannya informasi. Adapun soal ijazah siswa, akan kita komunikasikan dengan pihak Kanwil Kemenag NTB, apa yang menjadi kendala sampai (blangko) ijazah siswa belum diterima pihak madrasah,”tutupnya. (kir)