Taliwang (Suara NTB) – Tim Kontak Tani Nasional Andalan (KTNA) NTB yang mengikuti lomba Temu Karya Tani Nelayan (TKTN) Inovator di Penas KTNA tahun 2023 di Padang, Sumatera Barat berhasil menjadi juara satu.
Dengan karya teknologi di bidang pertanian. Temuan yang dibawa oleh Tim NTB diwakili oleh Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) itu bernama Ispalog. Ispalog merupakan akronim dari Isian Pemadatan Baglog, yaitu teknologi untuk pengembangan budidaya tanaman jamur. Karya itu oleh tim penilai dianggap menjadi temuan terbaik dan dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman jamur.
Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian (Distan) KSB, Hasan Basri mengatakan, perjuangan tim KSB yang mewakili di mata lomba TKTN Inovator Penas KTNA itu cukup berat. Sebab tim harus berlomba dengan 21 wakil provinsi lainnya yang menjadi peserta. Namun dengan kegigihan meyakinkan tim juri akhirnya tim KTNA NTB dapat terpilih sebagai juara. “Berat ya karena tingkatnya kan nasional. Inovasi tim provinsi lain juga bagus-bagus,” katanya, Rabu (14/6).
Terpilihnya teknologi Ispalog ciptaan petani KSB itu menurut Hasan sangat membanggakan. Sebab temuan itu tercatat secara di Kementerian Pertanian (Kementan) dan akan direkomendasikan secara nasional mengenai penerapan penyiapan sarana tanam bagi pembudidaya tanaman jamur se Indonesia nantinya. “Oleh tim juri petani kita diminta untuk terus menyempurnakannya. Jadi itu sebuah penghargaan yang sangat besar tentunnya,” papar Hasan.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD KSB, Aheruddin sidik yang turut serta di ajang Penas KTNA Padang mengaku sangat bangga atas prestasi yang diraih KTNA KSB sebagai wakil NTB. Menurut dia pencapaian itu harus menjadi spirit baru untuk memotivasi petani lainnya untuk berkarya. “Kami dari komisi II sangat bangga atas perolehan ini. Ternyata petani-petani kita juga tidak kalah dari petani di daerah lainnya,” cetusnya.
Untuk mengapresiasi keberhasilan tim KSB mewakili NTB itu, Aheruddin mengatakan, pemerintah KSB harus memberikan sebuah penghargaan agar karya teknologi Ispalog itu dapat terus dikembangkan dan menjadi sebuah prosedur standar bagi pembudidaya tanaman jamur di Bumi Pariri Lema Bariri. “Temuan itu harus diapresiasi dalam bentuk bonus mungkin. Dan terpenting temuan itu harus dilindungi caranya dengan mematenkannya sebagai hak cipta,” tukas politisi asal kecamatan Seteluk ini. (bug)