Mataram (Suara NTB) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengurban seekor sapi berbobot 1,04 ton bagi masyarakat Pulau Lombok pada lebaran Idul Adha 1444 H/2023 ini. Sapi ini dibeli dari peternak di Gangga Lombok Utara dengan harga Rp135 juta. Nantinya akan disembelih di Lombok Barat
“Hasil pilihannya dari Lombok Utara untuk sapi kurban Presiden Jokowi. Satu ekor beratnya 1 ton lebih, itu diserahkan ke Masjid Desa Ombe Rerot Timur, Desa Ombe Baru, Kecamatan Kediri Lombok Barat,” terang Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disanakeswan) NTB, Muhammad Riadi, Rabu, 14 Juni 2023.
Sapi kurban yang dibeli dari peternak bernama Nyatip, warga Dusun Karang Kates, Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, dengan jenis sapi Simental Cross Limosin. Sapi limosin dengan harga fantastis ini berusia 5 tahun 3 bulan, panjangnya 2 meter dan tingginya 1,6 meter.
Sebelum diberikan ke panitia qurban, sapi milik presiden ini diberikan perawatan khusus agar tetap sehat. Nantinya daging sapi bantuan dari Jokowi akan dibagikan di Hari Raya Idul Adha 1444 hijriyah kepada masyarakat. “Sudah ditetapkan timnya, cek kesehatan sudah, pemeriksaan sudah. Negosiasi harga juga sudah. Insya Allah itu yang dipilih,” terangnya.
Sapi ini dipilih, lanjut kepala dinas, setelah dilakukan seleksi dari 8 sapi yang direkomendasikan untuk disumbangkan pada hari raya Idul Adha. Sapi-sapi yang direkomendasikan pun bobotnya berkisaran 800 Kg sampai 1 ton dari peternak di Pulau Lombok. Tetapi hanya 1 ekor terpilih untuk disumbangkan kepada masyarakat di Lombok. “Cuma satu ekor dan itu di Pulau Lombok saja,” katanya.
Disisi lain, mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB ini menamabhkan, untuk supali hewan qurban berupa kambing dan sapi di NTB pada hari Raya Idul Adha dipastikan cukup. Saat ini tinggal dilakukan pemerikasaan kesehatan kepada hewan-hewan yang akan dijual
“Sudah kita bersurat ke Undikma untuk timnya sudah kita bentuk Pemantauan Hewan qurban. Di samping dari Disnakeswan, timnya juga dari Undikma,” ucapnya. Fungsi tim dimaksud untuk memantau kesehatan hewan qurban yang akan dipotong dan memastikan hewan qurban sehat.
Apalagi kondisinya saat ini untuk kasus Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) di NTB sudah melandai, tidak seperti tahun sebelumnya. Akibatnya permintaan hewan qurban menurun saat itu.
“Kasus PMK sudah landai. Tidak ada lagi infeksi baru. Vaksin sudah kita siapkan, Insya Allah aman hewan qurban. Kalau kuota kurban (tidak ada, red), kita hanya pemantauan hewan kurban saja,” jelasnya. (bul)