Mataram (Suara NTB) – Pembangunan proyek smelter di Kabupaten Sumbawa Barat belum memberi efek pada bisnis properti di kawasan-kawasan penyangganya. Baik untuk perumahan subsidi maupun non subsidi. “Pengembang belum ada melihat pontensi. Barangkali belum signifikan karena mereka (pekerja) ini pendatang. Jadi hanya untuk kerja disitu, tidak ada yang berniat menetap tinggal di sana,” terang H. Miftahuddin Ma`ruf, mantan ketua Real Estate Indonesia (REI) Provinsi NTB yang saat ini membangun Kawasan perumahan di Taliwang ini.
Pontensi penjualan rumah di daerah tambang belum terlihat, kata Owner PT. Baiti Jannati ini, Selasa (13/6) kemarin. Sementara di luar wilayah tambang dan smelter, misalnya di Taliwang, permintaan dan penjualannya cukup bagus. Permintaan perumahan tinggi. Pangsa pasarnya adalah ASN dan pekerja swasta yang menetap. Meskipun tidak sebesar di Pulau Lombok.
“Kalau di daerah tambang ini belum ada yang bisa untuk kita jual disana. Kecuali untuk nyewa tiap bulan. Karena mereka (pekerja) nyewanya tiap bulan,” ujarnya.
Namun, Mahruf mengatakan tidak menutup kemungkinan ke depannya ada ketertarikan para developer untuk membangun kawasan perumahan di wilayah kawasan tambang. Jika nantinya pembangunan smelter rampung, ditambah lagi industri-industri turunan dari smelter, menurutnya bisa menjadi pasar potensial properti.
“Seperti disampaikan akan ada pabrik pupuk dan pabrik turunan lainnya dari hasil smelter. Jelas itu membutuhkan rumah untuk mereka (pekerja industri turunan smelter, red). Persiapan lahan juga Insya Allah sudah,” terangnya. Smelter merupakan proyek PT Amman Mineral Industri (AMIN) terus berjalan. Berdasarkan data Dinas ESDM NTB mencatat progres pembangunannya sudah mencapai 51,63 persen.
“Memang sebetulnya ada pontensi pasarnya kalau memang industri itu sudah terbangun. Insya Allah karyawan swasta itu akan banyak di situ dan butuh perumahan untuk mereka,” jelasnya. (bul)