Proses Persalinan, Dikes Lotim Tegaskan Tak Boleh Lagi Telat Rujukan dari Polindes

Selong (Suara NTB) – Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) masih cukup tinggi. Posisi Lotim masih terbesar se NTB. Salah satu penyebab AKI dan AKB ini adalah telat rujukan. Menyadari salah satu faktor tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Lotim telah mengingatkan seluruh Polindes tidak boleh lagi telat merujuk ibu hamil yang hendak bersalin.

Demikian disampaian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lotim, Dr. H. Pathurrahman menjawab Suara NTB via ponselnya, Selasa, 13 Juni 2023.

Disampaikan, saat ini di semua Polindes se Kabupaten Lotim bukannya tidak berani melakukan pelayanan persalinan,  akan tetapi harus dilaksanakan sesuai potensi.

“Kalau ada gangguan kehamilan dan notabenenya tidak mampu dilayani, maka harus segera dirujuk,” ungkap Kadikes.

Kasus telat merujuk karena terlalu lama di Polindea tidak boleh terjadi. Berbeda jika kondisi ibu hamil dinilai normal secara medis dan diyakini bisa tertolong di Polindes, maka dipersilakan untuk melakukan persalinan di Polindes tersebut

Bagi ibu hamil yang memiliki risiko tinggi misalnya dan memiliki riwayat kesehatan kurang baik, maka harus segera dirujuk untuk dibantu persalinannya oleh tenaga medis dan peralatan yang lebih baik. Termasuk harus dapat pertolongan dari dokter spesialis misalnya.

Imbauan dari Dikes Lotim ini tegasnya bukan berarti kemudian melarang ibu hamil melakukan persalinan di Polindes. Pada prinsipnya, Polindes masih diizinkan melakukan pertolongan persalinan.

Selain imbauan tersebut, pelibatan Tim Aksi Sayang Ibu dan Anak yang sudah dibentuk di desa juga membantu dalam upaya penurunan AKI dan AKB di Lotim. Cara ini dinilai memang belum terlihat jelas, namun sudah mulai ada tren penurunan kasus

Pelibatan masyarakat dalam aksi sayang ibu dan anak ini sangat penting. Karena bagaimana merayu orang tua atau keluarga ibu hamil yang memiliki risiko itu lebih baik dilakukan oleh masyarakat sekitarnya yang menjadi anggota aksi sayang ibu dan anak. Dimana, bukan tanggungjawab kesehatan saja dalam mencegah terjadinya kematian ibu anak anak, tetapi kewajiban seluruh stakeholder yang lain. (rus)

RELATED ARTICLES









Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Jadi Tokoh Inspiratif Dunia, Biografi Jokowi Tulisan Dirut PLN Terbit di...

0
Seoul (Suara NTB)-Buku biografi “Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia” karya Darmawan Prasodjo dirilis dalam versi Bahasa Korea. Peluncuran buku dilakukan dalam acara Festival Indonesia pada...

Latest Posts

Jadi Tokoh Inspiratif Dunia, Biografi Jokowi Tulisan Dirut PLN Terbit di Korea

Seoul (Suara NTB)-Buku biografi “Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia” karya...

Siap-siap! PLN Jadi Raksasa Pelaku Carbon Trading yang Melantai di Bursa Karbon Indonesia

Jakarta (Suara NTB)-Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) yang telah diluncurkan...

BKPH Maria Donggomasa Sita 31 Log Kayu Sonokeling, Diduga Hasil Illegal Logging

Bima (Suara NTB) - Jajaran Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan...

Co-Location ‘SenyuM’ dari BRI, Pegadaian, & PNM, Mudahkan Pelaku Usaha Akses Layanan Permodalan

Jakarta (suarantb.com)– Kehadiran co-location Holding Ultra Mikro (UMi) atau...

Bawaslu KSB Tertibkan APS Berbau Kampanye

Taliwang (Suara NTB) - Bawaslu Kabupaten Sumbawa Barat (KSB)...

ARTKEL ACAK

LIGA Sinova 2023 42 Inovasi Berebut Jadi yang Terbaik

0
Praya (Suara NTB) - Sebanyak 42 karya inovasi berhasil terjaring dalam ajang Lombok Tengah Innovative Government Award – Sistem Inovasi Daerah (LIGA Sinova) tahun...

Gubernur Lemhannas RI dan Direktur Kebijakan SDM KSS BSSN RI Beri Kuliah Umum di...

0
Mataram (Suara NTB) –  Universitas Mataram (Unram) menggelar Kuliah Umum terkait Ketahanan Nasional dan Ketahanan Siber Indonesia: Menuju Indonesia Emas 2045, diisi langsung oleh...

Bupati Sampaikan Salam Perpisahan dengan Anggota DPRD Lotim

0
Bupati Lombok Timur (Lotim) H. M. Sukiman Azmy tampak sedih saat mengakhiri pidato akhir Sidang Paripurna Rancangan Perubahan APBD 2023 di gedung DPRD, Senin...

Kolom