Giri Menang (Suara NTB) – Organisasi pengabdian masyarakat tertua di dunia, Rotary ikut ambil bagian mengurai persoalan kemiskianan dan ekonomi di NTB. Salah satunya dengan mengintervensi melalui program pengentasan buka aksara. Rotary International adalah organisasi pengabdian masyarakat tertua dan terbesar di dunia yang tahun ini berusia 118 tahun. Berpusat di Invaston ,USA dan beranggotakan sekitar 13.500 Rotary club yang tersebar di 535 District di 250 negara.
Jumlah member rotary club sedunia saat ini adalah 1,4 juta orang (rotarian) dengan latar belakang pebisnis, profesional, pemimpin masyarakat yang memiliki misi melayani , mempromosikan integritas, meningkatkan pemahaman dunia, niat baik dan perdamaian dunia . Organisasi ini merupakan organisasi non politik dan non agama.
Tanggal 15-17 Juni 2023 ini, Rotay akan mengelar kegiatan conference. Lombok dipilih sebagai tuan rumah. Ratusan anggota akan hadir. Sebagian besar dari anggota Rotary Club di Indonesia, termasuk dari Pakistan, Belgia, dan Australia. DG Lina Soeratman, District Governor D3420 dan DGND Dyah Anggraeni. Chair District 3420 dan PP Indah, Past President Rotary Club of Mataram Lombok, Selasa, 13 Juni 2023 mengatakan, kemiskinan dan ekonomi masih menjadi persoalan di wilayah Indonesia Timur, khususnya di Provinsi NTB. Ternyata, benang merahnya adalah masih tingginya angka buta aksara.
“Bagaiamana bisa ekomominya bagus, bagaimana tidak miskin. Ternyata masih banyak yang tidak bisa membaca. Bahkan contoh kasus, anak kelas 1, bahkan sampai kelas 3 SD, belum bisa membaca. Sampai SMA, juga belum lancar membaca,” urainya. Buta aksara ini juga berdampak kepada tingginya angka stunting (gizi buruk). Menurut DG Lina Soeratman, tidak mungkin masyarakat dapat diperbaiki gizinya, sementara ia tidak bisa membaca, atau tidak pernah membaca buku dan referensi-referensi lain.
“Dia tidak tahu makanan yang bergizi, pola makan yang bagus, karena tidak membaca. Akibatnya terjadi stunting. Stunting buka disebabkan oleh kekurangan makanan, tetapi karena ketidaktahuan mengolah atau tentang gizi berimbang,” ujarnya. Karena itu, salah satu program pengentasan buta aksara yang dilakukan di wilayah Indonesia Timur, termasuk NTB oleh Rotary adalah membagikan buku – buku yang memudahkan masyarakat membaca.
Sasarannya adalah anak-anak, atau masyarakat yang tidak mengenyam Pendidikan. Rencananya, ada 10.000 buku yang akan dibagikan. Rotary tidak sekedar membaikan buku – buku, namun dilakukan dengan disiapkan guru pendamping sekaligus. Bekerjasama dengan guru/pengajar volunteer. Selama berlangsungnya kegiatan conference di Lombok, sejumlah kegiatan akan dilaksanakan. Diantaranya, mengunjungi desa nelayan di Wilayah Meninting, Lombok Barat, tempat project literasi belajar Bersama Rotary.
Berkunjung ke Sirkuit Mandalika untuk mengeksplorasi kemegahan sirkuit kebanggaan Bangsa Indonesia ini, dan keindahan pantai-pantai di sekitarnya. Melakukan atraksi budaya Nyongolang di Desa Sade. “Karena Lombok sudah menjadi perhatian dunia, tidak lagi Bali, sebagai bentuk dukungan, kami juga akan mempromosikan Mandalika, supaya orang-orang dari berbagai penjuru dunia datang menonton kalau ada event balapan. Dan culture yang ada di Lombok ini harus juga kami akan promosikan. Sehingga akan lebih banyak lagi yang tertarik datang ke Lombok yang indah ini,” demikian DGND Dyah Anggraeni. (bul)