Penyu di Pantai Nipah, Dulu Diburu dan Diperjualbelikan, Sekarang Dilestarikan

KEBERADAAN penyu di Pantai Nipah, Kabupaten Lombok Utara (KLU) dulunya tak aman. Hewan amphibi ini oleh masyarakat sekitar dijadikan buruan, kemudian dikonsumsi, bahkan diperjualbelikan.

Pantai Nipah boleh dibilang tempat yang beruntung. Karena menjadi salah satu tempat mendarat dan bertelurnya hewan bercangkang ini. Di Indonesia, bahkan di dunia, tidak banyak pesisir yang menjadi tempat pendaratan dan berkembangbiaknya penyu.

Di bawah tahun 2017, masyarakat setempat jika melihat penyu mendarat, biasanya ditangkap. Apalagi telurnya diambil, kemudian dijual ke sejumlah pasar. Penjualan hingga ke pasar – pasar di Kota Mataram. Untungnya ada kelompok masyarakat yang peduli, kemudian menyelematkan habitat penyu di Pantai Nipah ini. Bahkan pantai ini sudah dijadikan tempat penangkaran dan pusat edukasi penyu.

Sabtu, 10 Juni 2023, lebih dari 100 tukik (anak penyu) dilepas di Pantai Nipah. Bersamaan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, setiap tanggal 5 Juni. Tukik yang dilepas ini hasil penangkaran di sana hasil erjasama antara Turtle Conservation Community (TCC) Nipah, dengan Pertamina Patra Niaga.
Masyarakat setempat, anak-anak sekolah, TCC, Pertamina Patra Niaga, beserta stakholders terkait, hingga wisatawan asing bersama-sama melepas tukik. Sebagai kampanye pelestarian lingkungan dan menjaga kelestarian penyu.

Husnaini, pemerhati sekaligus anggota TCC Nipah menjelaskan, sejak tahun 2018 lalu konservasi penyu mulai digiatkan. Konservasi dilakukan secara swadaya. Ketertarikan melakukan konservasi ini juga tidak lepas dari munculnya kesadaran untuk melestarikan potensi penyu ini.
Pada saat musim bertelur penyu, kata Husnaini, masyarakat memburu telur – telurnya. Kemudian dikonsumsi. Bahkan dijual. Indukan penyu juga ditengkap, kemudian dijual.
“Sehingga ada inisiatif bersama teman teman. Bagaimana supaya generasi kita kedepan, masih melihat penyu di puluhan tahun kedepan. Supaya penyu ini tidak punah. Sehingga dibikin konservasi ini,” kata Husnaini.

Musim bertelur dimulai sejak Januari, puncaknya pada bulan Juni. Sekali bertelur, biasanya di atas 100 butir. Sejak digalakkannya konservasi, masyarakat setempat sadar. Telur-telur penyu yang sudah didapat bahkan dikumpulkan untuk ditangkarkan hingga menetas.

Pertamina Patra Niaga sendiri sudah tiga tahun terakhir bekerjasama dengan TCC untuk membantu kegiatan konservasi penyu. Bantuan yang diberikan tergantung kebutuhan. Diantaranya yang sudah dibantu adalah teknologi/peralatan untuk penetasan telur penyu tanpa pasir.

Ada tiga jenis penyu yang berkembangbiak di Pantai Nipah yaitu penyu lekang, penyu sisik , dan penyu hijau. Dua jenis, yaitu penyu sisik dan penyu lekang termasuk jenis yang dilindungi. Tidak diperbolehkan diambil, apalagi untuk diperjualbelikan.
“Terutama penyu sisik, selain diambil untuk dijual dagingnya, katanya digunakan untuk dibuat sate, karapasnya juga bernilai jual tinggi. Itu yang bikin dia diburu dan agak punah,” ujarnya.

Japra (Saparindi), Pembina TCC Nipah mengatakan, dulunya ia juga prihatin melihat keterancaman penyu di Pantai Nipah. Karena dijadikan buruan untuk dikonsumsi dan diperjualbelikan. Padahal, penyu ini harus dilestarikan.

Lalu bersama masyarakat sekitar, perlahan-lahan dilakukan penyadaran bahwa penyu adalah hewan laut yang langka dan harus dipetahankan habitatnya. Apalagi tempat pendaratan dan berkembangbiaknya penyu tidak di sembarang tempat.
Japra mengatakan, setelah beberapa tahun terakhir dibuat Kawasan konservasi penyu, Pantai Nipah semakin favorit menjadi tujuan berwisata. Wisatawan dari berbagai daerah, bahkan luar negeri mulai banyak berkunjung. Apalagi, Pantai Nipah menjadi salah satu jalur penyeberangan menuju Tiga Gili di Lombok Utara.

“Wisatawan banyak yang datang kemari. Tujuannya bukan untuk berwisata saja. Mereka ke sini ingin melihat penyu, dan belajar tentang penyu,” terangnya.

Geliat ekonomi juga makin nampak. Jumlah pedagang lapak yang menjajakan kuliner seafood di Pantai Nipah ini bahkan semakin menjamur. Artinya, keberadaan wisatawan yang datang melihat penyu ini menjadi pasar tersediri bagi UMKM setempat.
“Anak-anak sekolah juga banyak belajar tentang penyu kemari. Kita berharap masyarakat makin sadar melestarikan penyu. Sehingga 20 sampai 30 tahun kedepan, generasi kita masih bisa menyaksikan penyu,” demikian Japra.

Ahad Rahedi, Area Manager Comm., Rel. & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jatimbalinus menegaskan komitmen Pertamina untuk membantu menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya melalui kegiatan pelestarian penyu.
Selain membantu kegiatan konservasi penyu di darat, taman laut Pantai Nipah ini juga dijaga kelestariannya dengan kegiatan konservasi terumbu karang. Agar rumah-rumah penyu dan ikan ikan karang bisa lestari.
“Sudah tiga tahun terakhir Pertamina turut membantu konservasi penyu di Nipah ini. Bantuan yang diberikan sesuai yang dibutuhkan. Programnya sampai lima tahun, sampai menjadi mandiri baru dilepas,” demikian Aad.(bul)

RELATED ARTICLES









Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Jadi Tokoh Inspiratif Dunia, Biografi Jokowi Tulisan Dirut PLN Terbit di...

0
Seoul (Suara NTB)-Buku biografi “Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia” karya Darmawan Prasodjo dirilis dalam versi Bahasa Korea. Peluncuran buku dilakukan dalam acara Festival Indonesia pada...

Latest Posts

Jadi Tokoh Inspiratif Dunia, Biografi Jokowi Tulisan Dirut PLN Terbit di Korea

Seoul (Suara NTB)-Buku biografi “Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia” karya...

Siap-siap! PLN Jadi Raksasa Pelaku Carbon Trading yang Melantai di Bursa Karbon Indonesia

Jakarta (Suara NTB)-Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) yang telah diluncurkan...

BKPH Maria Donggomasa Sita 31 Log Kayu Sonokeling, Diduga Hasil Illegal Logging

Bima (Suara NTB) - Jajaran Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan...

Co-Location ‘SenyuM’ dari BRI, Pegadaian, & PNM, Mudahkan Pelaku Usaha Akses Layanan Permodalan

Jakarta (suarantb.com)– Kehadiran co-location Holding Ultra Mikro (UMi) atau...

Bawaslu KSB Tertibkan APS Berbau Kampanye

Taliwang (Suara NTB) - Bawaslu Kabupaten Sumbawa Barat (KSB)...

ARTKEL ACAK

Bang Zul Bangga MXGP Samota dan Lombok Raih Dua Penghargaan di Tengah Keterbatasan

0
Mataram (Suara NTB) - Event balap Motocross Grand Prix (MXGP) yang digelar di Samota Kabupaten Sumbawa dan eks Bandara Selaparang Kota Mataram Juni -...

Gelar Wisuda Ke-XXIV, STP Mataram Hasilkan Lulusan yang Siap Kerja

0
Mataram (Suara NTB) –  Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Mataram menggelar Sidang Senat Terbuka dengan acara Pengukuhan Guru Besar dan Wisuda ke-24 STP Mataram, serta...

Akselerasi Kemajuan Kampus, Ummat Gelar Rakerpim

0
Mataram (Suara NTB) - Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) menggelar rapat kerja pimpinan (rakerpim) di Ballroom Hotel Jayakarta pada Kamis, 28 September 2023 sampai dengan...

Kolom