Tanjung (Suara NTB) – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Lombok Utara (KLU) melakukan penanaman 1000 bibit bambu. Penanaman itu dilakukan memperingati Hari Lingkungan Hidup, 5 Juni lalu, sekaligus sebagai upaya bersama masyarakat mencegah terjadi erosi di sempadan Kali Rempek.
Ketua HKTI KLU, Hakamah, S.KH., Jumat, 9 Juni 2023 mengatakan, penanaman dilakukan bersama 50 orang warga setempat yang tinggal di sekitar sempadan Kali Rempek. Kali ini sendiri memiliki bentang panjang sekitar 5 km dari hulu wilayah Desa Rempek Darussalam hingga ke hilir Kali Lempenge – Desa Rempek.
“Sementara ini kami baru bisa mengadakan 1.000 bibit bambu. Ke depan, kita harapkan bisa menanam lebih banyak lagi,” ujar Hakamah.
Anggota DPRD Lombok Utara ini menyebut, penanaman dilakukan awal Juni lalu. HKTI melibatkan masyarakat sekitar, dengan tujuan untuk menggugah kesadaran pentingnya melakukan penghijauan atau bahkan reklamasi di titik kritis Kali Rempek.
Adapun bibit bambu yang ditanam antara lain, bambu petung, bambu tutul dan bambu Apus atau Bambu Tali.
Bambu tidak hanya mempunyai nilai ekonomi bagi yang menanamnya, namun juga memiliki beragam manfaat lain. Setidaknya ada 10 manfaat yang diperoleh dari menanam bambu.
Antara lain, mencegah erosi, meningkatkan volume air di kawasan tempatan, menyerap karbondioksida, sebagai bahan baku industri, menghasilkan arang bambu, bahan konstruksi bangunan, sebagai bahan makanan (rebung), sebagai bahan obat, hingga bahan baku perangkat rumah tangga. “Di beberapa tempat di luar daerah bahkan menjadikan hutan bambu sebagai tempat wisata,” imbuhnya.
Selaku Ketua HKTI, Hakamah berharap penghijauan terus dilakukan oleh instansi pemerintah melibatkan masyarakat.
“Selama menjadi Ketua HKTI, ini kegiatan pertama kita. Tetapi selama menjadi anggota, kita juga pernah menanam padi hitam di persawahan Lekok. Uji coba itu kita lakukan sebelum gempa 2018,” demikian Hakamah. (ari)
