Mataram (Suara NTB) – Pengelola perpustakaan memiliki peranan penting dalam mengubah kehidupan dan masa depan seseorang. Untuk itu keberadaan pengelola perpustakaan dari tingkat desa hingga perpustakaan provinsi memiliki peranan besar dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Terutama dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan.
‘’Harapannya para peserta ini ke depannya bisa merasakan keberadaan dari para perpustakaan di tengah-tengah masyarakat menjadi sumber inspirasi sumber informasi di dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan, sehingga tekad yang kuat bapak-bapak dan ibu-ibu ini bisa melahirkan inovasi-inovasi baru dalam menciptakan ekonomi kreatif saat sekarang ini,’’ ujar Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB H. Mahdi, S.H., M.H., saat membuka Bimbingan Teknis Strategi Pengembangan Perpustakaan dan Teknologi untuk Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di Hotel Lombok Astoria, Senin, 29 Mei 2023.
Mantan Sekretaris DPRD NTB ini mengakui jika sebelumnya Covid-19 telah membatasi aktivitas warga. Untuk itu, pihaknya mengharapkan Covid-19 ini telah berlalu, sehingga para pengelola perpustakaan, baik di desa maupun yang ada di kelurahan menjadi sumber inspirasi dalam pengembangan peningkatan sumber daya manusia.
‘’Harapan saya, bapak-bapak, ibu-ibu sebagaimana harapan daripada Kepala Perpustakaan Nasional bahwa keberadaan daripada perpustakaan ini harus mampu menjadi motor penggerak kegiatan ekonomi produktif di tengah-tengah masyarakat,’’ harapnya.
Untuk itu, tambahnya, kegiatan hasil akhir bimtek yang dilakukan ini adalah sebuah rangkaian untuk membuka wawasan bersama, sehingga mampu memiliki menciptakan inovasi-inovasi baru.
‘’Kemarin yang sudah saya lihat yang dari Kota Mataram sudah bisa menampilkan hasil karyanya mudah-mudahan dan ada di 5 kabupaten/kota yang memiliki program replikasi bisa mewujudkan hasil karyanya. Bahwa inilah hasil pembelajaran kita,’’ ujarnya.
Diakuinya, seandainya masyarakat memiliki minat baca yang tinggi, masalah buta aksara di Indonesia sudah selesai. Bahkan, orang-orang hebat saat debat di salah satu tv swasta begitu mudahnya mengatakan orang lain tidak pintar. Namun, karena mereka sudah lebih dahulu membaca daripada lawan debatnya, maka mereka bisa lebih unggul.
Untuk itu, ujarnya, dengan semakin banyak literasi yang dibaca akan membuat semakin banyak orang yang pintar di daerah ini. Termasuk bisa meminimalisir pengiriman PMI ilegal ke beberapa negara di Asia atau benua lain. Diakuinya, dirinya beberapa kali menemukan PMI yang memiliki nasib kurang bagus di luar negeri, karena ditipu atau salah satu informasi tentang pekerjaan yang dicari. Padahal, ujarnya, jika dibandingkan dengan menjadi PMI, asalkan mereka bekerja dengan giat dan rajin di daerah asalnya, penghasilan bulanan sama dengan gaji yang diterima sebagai PMI.
‘’Kalau kita hitung-hitung secara Matematika, lebih baik kita bekerja di tempat kita berada. Hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri itu,’’ ujarnya. (ham)