Produksi Terganggu, Petambak di Lotim Datangkan Garam dari Madura

TERHITUNG sebelum Ramadhan 1444 lalu, petambak garam di Dusun Padak Desa Pijot Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tidak bisa memproduksi garam.  Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat para petambak pasrah tak bisa berbuat apa-apa.

Hal ini yang memaksa mereka untuk mendatangkan garam dari Madura, Provinsi Jawa Timur. Padahal, sebelumnya, garam Lotim yang justru didatangkan ke Madura.

Ramdan, salah satu petambak garam di Dusun Padak, Desa Pijot mengaku, berbulan-bulan sudah lamanya ia bersama dengan petambak lainnya membuat petakan, lokasi kristalisasi air laut. Akan tetapi, tidak kunjung terjadi pembentukan garam, karena selalu diguyur hujan.

Garam akan terbentuk katanya manakala suhu panas di bawah tambak terjadi selama delapan hari. Jika tidak, maka garam tidak akan ada selamanya. Bagi petambak garam, memang tidak membutuhkan modal besar. Akan tetapi membutuhkan tenaga ekstra. Mulai dari membuat petakan layaknya sawah dan dihaluskan sebelum dimasukkan air laut. Air laut itu pun harus berjemur dulu beberapa hari baru dimasukkan ke dalam petakan.

Setiap hari, kondisi lokasi tempat membuat garam ini harus terpantau terus. Petambak tak boleh lengah. Pasalnya, jika sampai lengah sedikitpun maka garam juga tak bisa jadi. Proses pembuatan garam ini disebut jauh lebih susah dibandingkan dengan menanam padi di sawah. “Lebih baik kita tanam padi, tambak garam ini biaya kecil tapi risiko tinggi,” sebut Ramdan.

Mahalnya harga garam saat ini dinilai cukup beralasan. Petambak yang juga penjual garam di pinggir jalan provinsi di Desa Pijot ini menilai saat ini merupakan momentum yang tepat bagi petambak untuk menikmati harga yang layak. Ramdan menjual Rp 65 ribu ukuran 7,5 kg. Menurutnya, harga garam ini lebih kerap anjlok.

Saat ini diakui lebih banyak garam dari luar daerah seperti Bima dan Madura yang memasuki pasar di Lotim. Ramdan mengaku turut membeli garam dari Madura.

Ramdan mengaku, sekali beli dari Madura 30-50 karung dengan harga Rp 500 ribu per karung. Meski demikian, katanya garam ini banyak diserbu oleh pembeli dari luar Lotim. Pembeli dari Lombok Barat, Mataram dan Lombok Tengah juga mengaku heran dengan harga garam yang turut mahal di sentra produksi.

Garam Madura

Kedatangan garam Madura ini diakui juga oleh Mulianah, pengusaha garam di Desa Pijot. Dikonfirmasi terpisah di kiosnya, ia mengatakan dulu sebenarnya garam dari Lotim, seperti dari Pijot Kecamatan Keruak dan Serumbung Kecamatan Jerowaru yang dikirim ke Madura. Tapi sekarang justru terbalik, dari Madura yang terpaksa banyak dibeli untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Garam lokal, katanya, sekarang minim. Hal ini membuat banyak garam luar daerah yang terpaksa harus didatangkan. Garam lokal pun yang banyak saat ini merupakan stok-stok lama.

Menurut Mulianah, garam lokal ini jauh lebih enak dibandingkan garam Madura. Harganya juga jauh lebih mahal. Berkisar Rp 800 ribu -1 juta per karung dengan ukuran 50 kg. Sementara garam Madura dibeli Rp 450-500 ribu per karung dengan takaran yang sama.

Garam lokal disebut lebih mahal karena rasanya dinilai lebih enak. Garam Madura dianggap lebih pahit dibanding garam lokal. Selain itu, garam lokal lebih bagus dijadikan garam halus dibandingkan garam Madura.

Kondisi harga garam yang mahal saat ini dikatakan merupakan siklus sekali dalam lima tahun. Pengusaha ini mengaku lebih senang dengan harga mahal dibanding murah. Harapannya, harga mahal ini bisa bertahan lebih lama agar bisa mendatangkan keuntungan lebih. “Sekali dalam lima tahun baru mahal, harga garam biasanya anjlok, kita jual Rp 150 ribu per karung itu sulit sekali laku,” tuturnya.

Mulianah mendatangkan garam dari Madura sebanyak 200-400 karung. Hal ini dilakukan karena garam lokal yang terus menipis. Dalam waktu dekat, produksi garam lokal tampaknya akan kembali membaik melihat kondisi cuaca yang sudah mulai berpihak kepada petambak.

Besar harapannya, sentra penghasil garam di Lotim seperti Pijot, Serumbung, Batunampar ini mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga ketersediaan garam bisa lebih baik. Termasuk kepada pengusaha garam halus agar kualitas produksi bisa lebih baik.

Masuknya garam dari luar daerah ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Lotim, Muhammad Zainuddin. Menjawab Ekbis NTB, Kamis, 25 Mei 2023, dikatakan antar pengusaha di Lotim ini saling memasuki garam dari luar daerah. Termasuk dari Madura. Garam dari Madura ini diakui produksi besar karena banyak untuk industri.

Termasuk garam dari Lotim sendiri sebenarnya bisa mencukupi kebutuhan seluruh warga. Dimana, luas lahan tempat produksi garam ini cukup luas. “Kita punya areal ribuan hektar,” sebutnya.

Adapun soal masih mahalnya harga garam ini menurut Zainuddin karena berlaku hukum pasar. Pasalnya, selama beberapa bulan terakhir ini diakui produktivitas lahan tempat tambak garam menurun akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung.

Hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir membuat penambak kesulitan produksi garam. Kenaikan harga garam ini  cukup baik bagi petambak. Mahalnya harga bisa dinikmati oleh petambak garam.

Ditambahkan, garam produksi para petambak di Lotim ini selalu habis untuk konsumsi. Namun Lotim belum bisa menghadirkan untuk industri skala besar. Untuk membantu usaha pelaku usaha garam ini, Dislutkan Lotim berencana memberikan bantuan supaya hasil produksinya lebih baik.  (rus)

RELATED ARTICLES









Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Borong 3 Penghargaan, Keberhasilan Transformasi Bawa BRI Sebagai ‘Bank dengan Kinerja...

0
Jakarta (suarantb.com)– Atas keberhasilan transformasi digital dan kinerja apik, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mendapatkan 3 (tiga) penghargaan sekaligus pada ajang...

Tunggu Putusan KASN

Latest Posts

Borong 3 Penghargaan, Keberhasilan Transformasi Bawa BRI Sebagai ‘Bank dengan Kinerja Keuangan Terbaik

Jakarta (suarantb.com)– Atas keberhasilan transformasi digital dan kinerja apik,...

ITDC Bentuk Paguyuban bagi Pedagang Asongan di KEK Mandalika

Praya (Suara NTB) - Pengembangan dan pengelolaan Kawasan Ekonomi...

RKAB Tidak Disetujui karena Syaratnya Tidak Lengkap

Mataram (Suara NTB) - Rencana Kegiatan Anggaran Biaya (RKAB)...

Tunggu Putusan KASN

PEMPROV NTB siap mengikuti rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)...

Jamaluddin Maladi Resmi Ditunjuk Jadi Komandan Lapangan MotoGP 2023

Mataram (Suara NTB) - Kepala Dinas Pariwisata (Disbudpar) Provinsi...

ARTKEL ACAK

Desa Pengkelak Mas Cegah Nikah Anak Melalui ”Belas”

0
Pengkelak Mas merupakan salah satu dari 19 desa yang ada di kecamatan Sakra Barat, kabupaten Lombok Timur (Lotim). Kasus nikah anak di desa ini...

Bulog NTB Salurkan Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah, Sasar 142 Ribu Keluarga di Loteng

0
Praya (Suara NTB) -Perusahan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) wilayah NTB bersama Pemkab Lombok Tengah (Loteng), mulai menyalurkan bantuan beras bagi 142.572 kepala...

Penuhi Pasar Nasional, ’’Champion’’ Cabai Lotim Komit Sediakan 2,5 Ton

0
Selong (Suara NTB) - Kementerian Pertanian (Kementan) RI menjalin kemitraan dengan 11  Champion Cabai se Indonesia. Salah satunya H. Subhan, petani cabai dari Suralaga...

Kolom