Giri Menang (Suara NTB) – Pemkab Lombok Barat (Lobar), dalam beberapa hari terakhir sering didemo masyarakat. Beberapa hari lalu, warga Batulayar melakukan aksi ke Pemkab. Kemudian, pada Kamis, 25 Mei 2023, KNPI dan sejumlah OKP yang memprotes kebijkan nikah massal yang rencananya dilaksanakan oleh Baznas Lobar. Kali ini giliran warga Babussalam yang menggedor Pemkab Lobar, Jumat, 26 Mei 2023.
Aksi warga Babussalam ini, memprotes terkait keberadaan kandang ayam potong yang ada di Dusun Lemokek Daye, Desa Babussalam Gerung Lobar. Dalam aksi tersebut, masyarakat Desa Babussalam yang turut melakukan aksi berasal dari ibu-ibu, orang tua hingga anak-anak. Aksi protes yang mereka lakukan karena keberadaan kandang ayam tersebut berada sangat dekat dengan perkampungan warga.
“Sudah tiga tahun kami terdampak akan keberadaan kandang ayam tersebut. Kami minta kejelasan kepada Pemda terkait tata ruang yang seharusnya,” ungkap Rasyid Fadli dalam orasinya.
Pada intinya, masyarakat Desa Babussalam menolak keberadaan kandang ayam tersebut dan meminta Pemkab Lobar untuk menutupnya. Bahkan, masyarakat mengancam jika Pemkab Lobar tidak berani menindak atau menutup keberadaan kandang ayam itu, maka masyarakat sendiri yang akan membongkar bahkan membakar kandang ayam itu. Rasyid menambahkan dalam orasinya, masyarakat Desa Babussalam sudah Lelah dioper ke sana-kemari oleh pihak Pemkab Lobar terkait hal itu.
Ia mengaku sebelumnya masyarakat sudah berkonsultasi ke Sat Pol PP Lobar dinyatakan masih menunggu adanya surat dari OPD terkait untuk melakukan tindakan. “Kami sudah terlalu capek (Lelah), di oper seperti bola, Saat itu Sat Pol PP mengaku menunggu adanya surat dari OPD lain, namun sampai kini tidak ada kejelasan,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan warga lainnya atas nama Tanhar. Dia menilai bahwa Pemkab Lobar dalam menentukan tata ruang terkesan berbelat-belit. Menurutnya, beberapa waktu lalu pihak dari Dinas PU-TR Lobar menyatakan jarak kandang ayam itu seharusnya berjarak 500 meter dari pagar warga, namun nyatanya jaraknya hanya 5 meter.
“Masyarakat meminta agar kandang ayam itu segera eksekusi. Terlebih setiap ada kegiatan di masjid, banyak lalat akibat keberadaan kandang ayam itu,” ungkapnya.
Setelah warga berorasi beberapa menit, beberapa perwakilan warga Desa Babussalam pun akhirnya diterima oleh Asisten I Setda Lobar, Agus Gunawan. Dalam penjelasannya, Asisten I mengakui dirinya mendapat informasi telah dilakukan beberapa kali mediasi antara warga dengan pihak pemilik kandang ayam tersebut, namun sejauh ini tidak menemui hasil. “Berdasarkan hasil koordinasi, maka kami pastikan akan melakukan evaluasi segera terhadap Online Single Submision (OSS) itu. Kami butuh waktu,” jelas Agus ke perwakilan warga.
Namun, apa yang disampaikan Asisten I Setda Lobar itu tidak lantas membuat perwakilan warga puas. Masyarakat tetap mendesak agar pihak Pemda menutup keberadaan kandang ayam tersebut. “Saat proses evaluasi, kami tidak mau ada berita macam-macam, kami mau jawaban kalau kandang ayam itu ditutup. Intinya warga menolak keberadaan kandang ayam, entah dari perusahaan mana pun datangnya,” ujar perwakilan warga dihadapan para pejabat yang ada di ruangan Asisten I Setda Lobar tersebut.
Kepala Badan Kesbangpoldagri Lobar, Mahnan pun menyarankan agar tim dari Pemkab Lobar untuk turun ke lokasi. Solusi itu pun akhirnya diterima warga yang hadir. Setelah pertemuan itu, masyarakat yang dikawal ketat aparat kepolisian yang dipimpin langsung Kabag Ops Polres Lobar AKP Sulaiman dan Kapolsek Gerung AKP Agus Pudjianto akhirnya bubar dengan tertib dan kembali ke rumah masing-masing. (her)