Mataram (Suara NTB) – Dinas ESDM Provinsi NTB terus mengingatkan kepada pemilik proyek pembangunan pabrik pemurnian (smelter) hasil tambang PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat untuk memperhatikan kearifan lokal dalam pelaksanaan megaproyek ini.
Proyek pembangunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, yang merupakan proyek PT Amman Mineral Industri (AMIN) secara aggregate sudah mencapai 51,63 persen saat ini. meskipun secara fisik baru di atas 10 persen. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi NTB, H. Sahdan mengatakan dengan pembangunan smelter tentunya akan memberikan dampak positif, terutama dari segi pertumbuhan ekonomi daerah.
Termasuk penyerapan tenaga kerja masyarakat sekitar. Bahkan dipastikan akan mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal. Baik tenaga teknis maupun non teknis. “Kalau masalah teknis di Dinasnaker, tapi kalau kami mengingatkan jangan sampai lupa menyerap tenaga lokal. Saya juga ngomong sama perusahan dan teman-teman di Dinas Ketenagakerjaan supaya hal ini bisa di perhatikan,” ujar H. Sahdan, Jumat, 26 Mei 2023.
Dalam pelaksanaan proyek fisik smelter, menurutnya, banyak tenaga kerja lokal dilibatkan. Bahkan mulai Juni mendatang rektrutmen tenaga tahap III akan dilaksanakan. “Pasti dilibatkan (lokal), karena ini masalah sensitif. Akan di perhitungkan kestabilitasannya jangan sampai mereka tidak dilibatkan. Kan kita juga tidak kurang (SDM), apalagi pekerjaan sipil, yang lokal ini sudah memenuhi (standar),” terangnya.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk smelter ini terdiri dari tenaga teknis dan non teknis. Kepala dinas mengatakan, namun harus dibedakan, pada tahapan pembangunan konstruksi, SDM lokal banyak dilibatkan. Namun saat smelter beroperasi nanti, tentunya dibutuhkan tenaga-tenaga yang berkualifikasi khusus.
“Tentu sekali perusahaan juga sudah dipersiapkan dari sekarang, bagaimana, apa saja skill yang diperlukan. Itu ditentukan dari sekarang, jangan sampai begitu selesai pabriknya lalu tidak ada orang bekerja. Jangan sampai seperti itu, ini kan perusahaan besar,” imbuhnya.
Untuk saat ini tenaga kerja asing (TKA) ada 174 orang pada tahan pembangunan konstruksinya. Sedangkan tenaga lokal cukup banyak, hingga ribuan orang. “Kita tetap mengingatkan juga itu, supaya lokal tetap diperhatikan. Melawan lupa saja,” imbuhnya.
Selain mengawal pada tahapan pembangunan, Dinas ESDM NTB juga mengawal kebijakan untuk kebutuhan pembangunan smeler. Misalnya material untuk pembangunan beton. Dipastikan seluruhnya menggunakan material dari daerah sekitar. “Kecuali komponen-konponen vital smelter, didatangkan dari China,” demikian mantan Kepala Dinas PUPR Provinsi NTB ini. (bul)