Taliwang (Suara NTB) – Pelestarian keberadaan penyu di perairan Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) selama ini perlahan terus diupayakan oleh Dinas Perikanan (Diskan) setempat.
Kepala Diskan KSB, Noto Karyono mengatakan, selama ini berbagai cara dilakukan pihaknya untuk menghadang kepunahan binatang laut dilindungi tersebut. Mulai dengan menggugah kesadaran masyarakat, melalukan kegiatan penangkaran tukik (anakan penyu) hingga melepasnya kembali ke pantai. “Itu selalu kita lakukan setiap tahun,” sebutnya, Jumat, 26 Mei 2023.
Untuk penangkaran penetasan tukik, dijelaskan Noto, saat ini sejumlah masyarakat di kecamatan Sekongkang mulai melaksanakannya. Didorong dengan kesadaran upaya pelestarian, tukik hasil penangkaran kemudian dilepasliarkan di beberapa lokasi pantai.
“Tahun ini sudah ada sekitar 400 tukik yang kita lepas. Selain di Sekongkang, ada juga kita lepas di pantai Balas, Maluk termasuk juga di kecamatan Poto Tano,” urai Noto.
Diakui Noto, sejauh ini kesadaran masyarakat untuk melestarikan penyu belum merata. Buktinya kegiatan pengambilan telur masih saja terjadi. Namun demikian dengan adanya kegiatan konservasi yang telah berjalan selama ini, populasi penyu di perairan KSB tetap dapat dipertahankan.
“Pengambilan telur penyu sulit kita hentikan karena punya nilai ekonominya bagus. Tapi andai saja tidak kita mulai kegiatan pelestarian seperti sekarang, bisa saja satu atau dua tahun ke depan kita tidak bisa lihat lagi penyu mendarat untuk bertelur di pantai-pantai kita,” cetus Noto.
Selanjutnya ia menyampaikan, upaya pelestarian penyu di KSB yang dilaksanakan pihaknya bersama masyarakat sudah mulai mendapat perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). “Barusan kami bertemu dengan BKSDA. Kita membicarakan rencana kerja sama untuk kegiatan konservasi penyu di seluruh perairan KSB,” imbuhnya.(bug)