Mataram (Suara NTB) – Wakil Ketua DPRD NTB, Nauvar Furqony Farinduan menyerukan kepada penyelenggara Pemilu agar memberikan atensi terhadap pemilih pemula. Menurutnya para pemilih pemula harus dilakukan pendekatan yang berkesimbangungan agar mereka memahami pentingnya demokrasi dalam konteks pelaksanaan pemilu ke depan.
“Kita coba mengutip penyair Jerman yang mengatakan bahwa buta yang terparah adalah buta politik dimana mereka dengan bangga tidak mendengar, tidak berbicara, tidak berpartisipasi. Kalau sampai itu terjadi kemudian atau pemahaman kepada pemilih pemula dengan lebih banyak memilih untuk tidak ikut maupun hanya siap dijadikan komoditas yang akhirnya ada uang dia memilih maka ini akan menjadi berbahaya,” ujarnya, pada Kamis, 25 Mei 2023.
Untuk itulah kata Wakil Rakyat dari Lombok Barat ini, diperlukan pendidikan politik bagi pemilih pemula yang diberikan secara bersama-sama tidak hanya oleh penyelenggara demokrasi tapi seluruhnya baik itu pemerintah, dunia pendidikan, dunia formal dan informal.
Pendidikan politik menurutnya, terdapat tiga hal yang harus mampu disampaikan atau pendekatan yakni pendekatan sosiologis (ruang keluarga dan masyarakat-red), pendekatan psikologis dan pendekatan rasional.
“Perlu peran besar segala sektor untuk kemudian mengadvokasi dalam rangka memberikan demokrasi yang sehat agar di masa mendatang tidak ada lagi transaksional dan budaya kepemiluan yang tidak sehat,” ungkapnya.
Berdasarkan data Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) NTB terdapat sekitar 113.332 orang pemilih pemula yang berusia 17 tahun pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang. Angka ini sangat besar sehingga diperlukan penguatan kepemiluan yang berdampak terhadap terciptanya pemilih rasional.
“Edukasi bagi pemilih pemula ini terus diberikan agar tidak terkontaminasi hal-hal yang tidak baik. Pemilih pemula dalam hal ini tidak hanya diberikan pemahaman tentang pemilu yang sifatnya prosedural tapi juga pemilu yang bersifat substansial,” katanya.
Artinya para pemilih pemula ini tidak hanya diajak untuk datang ke tempat pemungutan suara namun harus paham tentang esensi dari sebuah demokrasi yakni mengetahui track record dari figur-figur yang akan dipilih pada pemilu mendatang. (ndi)