Taliwang (Suara NTB) – Agar area pertanian petani tetap mendapat suplai air, saluran irigasi bendungan Kalimantong II, jalur kanan (Brang Rea Kanan/BRKa) yang sedang dalam proses perbaikan tetap difungsikan. Dengan sistem buka tutup beberapa blok pertanian warga yang diizinkan menanam padi tetap terlayani.
“Di bagian hulu yang salurannya sudah selesai dikerjakan sekarang tetap mendapat suplai air. Tapi memang diatur, makanya dipakai sistem buka tutup,” terang Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Yeti Andriani, Selasa, 23 Mei 2023.
Yeti menjelaskan, pihaknya memfasilitasi agar tanaman padi para petani di bagian hulu tetap mendapat asupan air. Berkoordinasi dengan PT Pembangunan Perumahan (PP) selaku pelaksana proyek revitalisasi saluran irigasi Kalimantong II, blok persawahan yang masuk dalam wilayah BRKa I hingga BRKa IV diatur sedemikian rupa dengan sistem buka tutup.
Sistem buka tutup dalam proses penyaluran air itu disepakati dengan durasi 4 – 2. Diuraikan Yeti, air akan dialirkan selama 2 minggu kemudian ditutup kembali selama 4 minggu agar pengerjaan revitalisasi jaringan irigasi Kalimantong II tetap berjalan. “Sekarang jadwalnya sedang dibuka, rencana sampai hari Kamis pekan ini. Baru itu akan ditutup lagi. Nah untuk sawah yang bisa diairi sampai di desa Tepas (BRKa IV). Sementara di bawahnya tetap tidak ada suplai karena memang saluran irigasinya masih dalam pengerjaan,” papar Yeti.
Untuk sumber air irigasinya sendiri, Yeti menyebutkan, turut dibantu dari bendungan Bintang Bano. Otoritas pengelola bendungan terbesar di pulau Sumbawa itu, membantu kebutuhan air petani karena debit bendungan Kalimantong II sementara ini terbilang kecil. “Tadi pun pihak (pengelola) Bintang Bano akan mereka tutup pintu airnya karena debit airnya harus mereka jaga untuk antisipasi dampak kekeringan yang akan terjadi tahun ini,” imbuhnya.
Pada Selasa, 9 Mei 2023, Kepala Distan KSB, Muhammad Saleh mengutarakan bahwa pada musim tanam kedua tahun ini, sebagian area persawahan yang dilayani aliran irigasi Kalimantong II tidak disarankan untuk menanam padi. Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menyatakan, larangan menanam padi bagi sebagian persawahan itu karena terputusnya distribusi air bendungan akibat adanya kegiatan rehabilitasi saluran irigasi.
“Petani yang tidak dapat air karena adanya perbaikan saluran itu kami arahkan untuk menanam palawija atau jagung untuk saat ini,” kata Kepala Distan KSB, Muhammad Saleh.
Saleh menjelaskan, sebagian area persawahan yang tidak akan mendapatkan suplai air irigasi selama perbaikan saluran itu terjadi pada jalur kanan saluran irigasi Kalimantong II. Adapun persawahan yang tidak bisa mendapatkan air itu mulai dari desa Moteng kecamatan Brang Rea hingga persawahan di kecamatan Taliwang yang masuk di blok saluran kanan. “Kalau yang di atas desa Moteng kami perbolehkan karena masih dialiri air,” paparnya.
Mengenai larangan untuk tidak menanam padi itu sendiri, disebutkan Saleh telah pihaknya sosialisasikan. Ia pun berharap kepada para pemilik lahan agar mematuhinya untuk menghindari terjadinya gagal panen. “Kecuali kemudian mereka punya sumur bor misalnya atau punya sumber air ya silakan. Tapi kalau mengandalkan (irigasi) Kalimantong II kami sudah mengingatkan,” cetusnya.
Sementara itu disinggung layanan irigasi bendungan Kalimantong I. Saleh menuturkan, untuk persawahan yang dilayani bendungan yang terletak di kecamatan Brang Ene itu posisinya aman. Seluruh area persawahan yang masuk dalam layanan daerah irigasi (DI) Kalimantong I dapat melaksanakan penanaman padi. “Sawah yang di Brang Ene usia padinya sudah ada yang sampai umur 1 sampai 2 bulan. Jadi mereka aman menanam sampai di hilir,” sebut mantan kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) KSB ini. (bug)