Mataram (Suara NTB) – Proses seleksi jabatan pimpinan tinggi pratama (JPTP) Sekretaris Daerah Kota Mataram telah berakhir. Tim panitia seleksi (Pansel) mulai mengumpulkan nilai dan dijadwalkan Kamis, 25 Mei 2023 akan menyerahkan hasil penilaian ke pejabat pembina kepegawaian (PPK).
Dua dari empat peserta yang dijagokan bakal bersaing ketat menduduki posisi tertinggi sebagai aparatur sipil negara yakni, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang dan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mataram Lalu Alwan Basri.
Dari rekam jejak Awenk, sapaan akrab Asisten I Setda Kota Mataram tersebut, lama berkecimpung di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram. Ia memiliki peran mengatur perencanaan pembangunan dan keuangan daerah. Pria kelahiran 1971 juga jago lobi dan bernegosiasi.
Sekitar empat tahun menjabat sebagai Kepala Bappeda kemudian di tahun 2016 digeser menjadi Asisten I Setda Kota Mataram. Martawang memiliki peran menyelesaikan konflik sosial serta menjaga kondusivitas di Kota Mataram. Berbagai kasus intoleran ditangani bersama aparat kepolisian dan TNI.
Lalu Alwan Basri tidak bisa diremehkan. Sekitar tiga tahun menjabat sebagai Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Mataram., Alwan membangun dan memperkuat komunikasi dengan media massa di NTB dan masyarakat umum. Keberhasilannya membangun citra Kota Mataram di hadapan publik kemudian diangkat sebagai Kepala Dinas Perdagagan Kota Mataram. Berbagai dinamika ditemukan untuk mengelola pasar tradisional. Alwan digeser sebagai Inspektur Inspektorat menggantikan posisi ditinggalkan H. Makbul Ma’shum karena purnatugas saat itu.
Dua tahun lebih menjabat sebagai Inspektur kemudian digeser kembali sebagai Asisten II Setda Kota Mataram menggantikan posisi H. Mahmuddin Tura yang memasuki purna tugas pada September 2022 lalu.
Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana dikonfirmasi, Selasa, 23 Mei 2023 menegaskan, penilaian terhadap empat peserta seleksi JPTP Sekda Kota Mataram diserahkan sepenuhnyak ke tim pansel. Ia tidak pernah mengintervensi apalagi mengurus kerja-kerja pansel. Artinya, tim pansel diberikan keleluasaan bekerja secara objektif dan memiliki tolok ukur untuk melihat kapasitas calon sekda. “Saya tidak pernah tahu seperti apa penilaiannya. Pokoknya saya serahkan sepenuhnya ke tim pansel untuk menilai,” kata Walikota.
Mohan juga merasa penasaran tiga nama besar yang akan diserahkan oleh tim pansel. Adapun dua nama calon yang dijagokan dinilai sebagai sesuatu yang wajar, tetapi ia akan melihat hasil objektif dari kerja-kerja tim pansel. “Saya juga penasaran siapa tiga besar itu. Jujur saya hanya tahu proses pansel itu dari baca berita di media saja,” ujarnya.
Bahkan lanjut Walikota, tidak pernah banyak bertanya ke Plt Sekda Kota Mataram Dra. Hj. Baiq Evi Ganevia, kecuali laporan. (cem)