Mataram (Suara NTB) – Kantor Bahasa Provinsi NTB melaksanakan penjurian Sayembara Cerita Anak Berbahasa Daerah (Sasambo) pada Senin, 22 Mei 2023 dan Selasa, 23 Mei 2023. Penjurian dilakukan setelah dilaksanakannya penjaringan peserta, lokakarya penulisan cerita anak, dan pengiriman naskah. Total ada sekitar 60 naskah cerita anak yang terkumpul dari tiga bahasa daerah yang ada di Provinsi NTB, yaitu bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo.
Dalam Sayembara Cerita Anak Berbahasa Daerah (Sasambo), para penulis bekerja sama dengan penerjemah untuk menerjemahkan ceritanya ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, para penulis juga bekerja sama dengan ilustrator untuk menggambar ilustrasi yang tepat sesuai dengan cerita yang ditulis. “Kolaborasi antara penulis, penerjemah, dan ilustrator diharapkan mampu menghasilkan cerita-cerita yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan minat baca anak-anak,” ucap Ketua Panitia, I Nyoman Cahyasabudi Santosa, dalam sambutannya.
Penjurian akan dilaksanakan selama dua hari untuk menentukan para pemenang. Dalam prosesnya, ada sembilan juri yang menilai berbagai aspek dari cerita anak. Tiga juri menilai bahasa daerah yang digunakan dan bagaimana bahasa daerah itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tiga juri lain menilai bagaimana isi kandungan cerita. Sementara itu, tiga juri terakhir menilai kesesuaian dan keindahan ilustrasi dalam cerita. Aspek-aspek itu saling berkelindan untuk membuat cerita anak yang berkualitas.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Puji Retno Hardiningtyas mengatakan, sayembara Cerita Anak Berbahasa Daerah (Sasambo) merupakan program Kantor Bahasa Provinsi NTB yang memiliki rangkaian kegiatan yang cukup panjang. Sayembara ini tidak akan berhenti pada terpilihnya para pemenang. Setelah dewan juri menentukan pemenang, naskah-naskah cerita anak masih harus melalui proses penyuntingan dari Kantor Bahasa Provinsi NTB untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam penulisan.
“Bagi anak-anak, ketepatan dan kesesuaian bahasa yang digunakan harus diperhatikan agar sejak dini anak-anak dapat mempelajari bahasa yang baik dan benar,” ujarnya.
I Nyoman Cahyasabudi menambahkan, naskah-naskah cerita anak juga akan diuji keterbacaannya sesuai target dari cerita yang ditulis. Uji keterbacaan menjadi kegiatan yang tidak kalah penting. Dengan uji keterbacaan, penulis dapat dan penyunting jadi mengetahui apakah bahasa dan materi cerita yang ditulis sesuai dengan kelompok umur yang ditargetkan.
Penjurian naskah cerita anak masih termasuk dalam tahap awal Sayembara Cerita Anak Berbahasa Daerah (Sasambo). Masih ada beberapa tahapan untuk menerbitkan buku-buku bacaan berkualitas bagi anak-anak. Dengan adanya penjurian ini, diharapkan dapat terpilih naskah-naskah terbaik yang dapat meningkatkan giat literasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ron)