Bima (Suara NTB) – Peternak dari Kabupaten Bima kebanyakan mengirim hewan ternak jenis sapi di wilayah Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Bahkan saat menjelang idul adha, jumlah sapi yang dikirim untuk dijual cukup banyak.
Selain diminati warga untuk kebutuhan kurban, peternak dari Bima membawa sapi ke wilayah Jabotabek karena hasil penjualan lebih menguntungkan. Harga yang dibandrol antara Rp15 juta sampai dengan 34 juta per ekor.
Salah Seorang peternak Sapi Bima, Muhsinin mengaku sejak dua tahun terakhir, membawa sapi untuk dijual ke wilayah Bogor. Namun tahun ini, jumlah sapi yang dibawa lebih banyak ketimbang tahun lalu. Hal itu, karena peminat sapi Bima cukup banyak.
“Ketimbang tahun lalu, tahun ini kita membawa sapi dari Bima cukup banyak karena memang peminatnya juga banyak,” katanya via telepon.
Ia mengaku, rata-rata yang membawa sapi ke wilayah Bogor melalui jalur darat tersebut merupakan pemilik atau peternak langsung. Termasuk juga yang ke wilayah Bekasi, Bandung, Tangerang dan Jakarta. Mereka menjual sapi yang dibawa secara langsung tanpa perantara. “Peternak langsung yang datang menjual sapinya ke sini,” katanya.
Ia mengaku setelah tiba di Bogor, yang menjadi daerah tujuan, para peternak membangun kandang untuk merawat sapi yang akan dijual Dalam kandang itu, terdapat belasan los yang diisi oleh 4 peternak yang memiliki sapi 60 ekor, 20 ekor, 16 ekor, 10 ekor hingga 2 ekor. “Kandang kita bangun sendiri, pakannya juga kita bawa dari Bima. Hanya lahan saja yang kita sewa disini,” katanya.
Ia mengaku harga sapi yang dijual bervariatif, tergantung kondisi postur tinggi dan rendah serta bobot sapi. Namun sapi yang termurah harganya Rp15 juta per ekor. Sedangkan harga yang paling tinggi berkisar Rp34 juta per ekor.
Sementara dijual di wilayah Bima harganya hanya berkisar antara Rp12 juta sampai dengan Rp13 juta per ekor. “Harga sapi yang dipatok sesuai postur dan bobotnya. Bisa Rp15 juta, bisa juga sampai Rp34 juta per ekor,” katanya.
Muhsinin menambahkan, para peternak langsung didatangi oleh pembeli di kandang Mereka (pembeli) minat membeli sapi dari Bima karena banyak keunggulan jika dibandingkan sapi dari Kupang dan Bali. Salahsatunya daging Sapi Bima tidak banyak lemak.
“Diminati karena kualitas dagingnya. Hal itu karena sapi Bima dilepasliarkan. 6 bulan sebelum dijual, akan ditangkap dan dipelihara agar jinak,” katanya.
Kabid Agribisnis Peternakan Disnakeswan Kabupaten Bima, Rusdi Idris SE mengakui animo masyarakat Jabodetabek untuk membeli sapi dari Bima cukup tinggi jika dibandingkan daerah lain. Hal ini dikarenakan sapi Bima memiliki kualitas daging yang cukup baik. “Memang sapi Bima banyak diminati warga Jabodetabek terutama saat menjelang idul adha,” katanya.
Ia menjelaskan, daging sapi Bima dinilai padat dan tidak mengandung banyak lemak. Minat dan ketertarikan sapi Bima terbukti dengan tidak pernah dipulangkan kembali setiap kali pengiriman. Bagikan ribuan ekor sapi yang telah dikirim, tetap semuanya terjual.
“Tidak ada cerita sapi Bima, tidak laku. Terbukti sapi yang dikirim ke Jabodetabek selama ini tidak ada yang dipulangkan kembali ke Bima,” pungkasnya. (uki)