Mataram (Suara NTB) – Salah satu proyek besar yang akan dikerjalan di Pulau Lombok beberapa tahun mendatang adalah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Pulau Lombok. Saat ini masih dalam proses penyusunan feasibility study atau studi kelayakan dan ditargetkan kegiatan tersebut akan tuntas tahun 2023 ini. Kementerian PUPR pun menyambut baik penyusunan feasibility study SPAM Regional yang sedang berlangsung tersebut.
Kepala Dinas PUPR Provinsi NTB Ir.H Ridwan Syah, M.Sc, MM, M.TP mengatakan, melalui proyek SPAM Regional Lombok ini, air baku yang berada di wilayah Lombok Barat akan diupayakan dibawa ke wilayah Lombok Tengah dan Lombok Timur wilayah selatan.
“Kita membutuhkan sumber air baku, antara lain dari Dam Meninting 150 liter per detik dan kita ingin memanfaatkan sumber mata air di Sesaot yang memiliki debit 1.400 liter per detik. Sekarang sudah digunakan untuk irigasi, mungkin bisa sebagian diambil untuk kebutuhan air minum,” kata Ridwan Syah kepada Suara NTB akhir pekan kemarin.
Ia mengatakan, yang memiliki otoritas untuk memberikan izin pemanfaatan air baku tersebut adalah Kementerian PUPUR, sehingga NTB terus melakukan koordinasi terkait dengan SPAM Regional ini. Menteri PUPR H.M. Basuki Hadimuldjono, Ph.D kata Ridwan Syah, telah memerintahkan Dirjen Sumber Daya Air dan Pemprov NTB untuk melakukan kajian lebih detail terkait dengan berapa volume air yang bisa dimanfaatkan.
“Namun demikian, pemanfaatan air ini kita harus bicara dengan masyarakat sekitar, bicara dengan petani agar tak ada konflik dalam pemanfaatan air, sambil menunggu proyek perbaikan HLD (high level diversion). Kalau renovasi HLD selesai, maka air yang selama ini banyak yang bocor bisa termanfaatkan dengan maksimal,” katanya.
Menurutnya, usai penyusunana feasibility studi, SPAM Regional Lombok ini akan dikerjakan dengan skema kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), dalam hal ini antara PT. Gerbang NTB Emas (GNE) dengan pihak swasta. Program ini juga akan berkoordinasi dengan pihak PDAM, baik PDAM Giri Menang Mataram, Lombok Tengah dan Lombok Timur, sebab SPAM ini akan memanfaatkan jaringan dan sistem yang sudaha adi PDAM.
“FS (feasibility study) targetnya sudah selesai tahun ini. Perkara dibangunnya mungkin bisa tahun depan karena besar kebutuhan anggarannya, bisa sampai triliunan. Hitungan kasar sebelum FS itu, dana yang dibutuhkan bisa Rp 1,3 triliun. Tentu model kerja sama secara menarik investasi ini jauh lebih menarik, karena APBD tak mungkin,” katanya.
Terkait dengan rencana proyek high level diversion di Pulau Lombok ini, anggota Komisi V DPR RI H. Suryadi Jaya Purnama (SJP) sebelumnya mengatakan, pihaknya memang telah memperjuangkan proyek infrastruktur ini sejak tahun lalu.
Infrastruktur irigasi bisa menjadi destinasi wisata lantaran akan dibangun lintasan sepeda dan pejalan kaki yang mengikuti saluran irigasi tersebut. Infrastruktur itu akan dimulai dari Meninting menuju Narmada kemudian menuju Lombok Tengah.
“Bahkan target saya bisa sampai Mandalika dan Bendungan Mujur. Itu anggarannya kita sedang perjuangkan sebesar hampir Rp2 triliun dengan skema KPBU. Ini sedang difinalisasi, desainnya sudah jadi tinggal dievaluasi harga dari Kementerian Keuangan,” kata SJP belum lama ini.
Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok ini mengatakan, jika ini bisa terwujud maka akan menjadi infrastruktur yang ikonik di Provinsi NTB. Terlebih Lombok memiliki keunikan dari sisi siklus hidrologinya. Misalnya Pulau Lombok memiliki sumber mata air yang berada di ketinggian yaitu Danau Segara Anak. Danau ini memberi kebutuhan air yang memadai bagi masyarakat yang tinggal di seluruh pulau.(ris)
