Mataram (Suara NTB)– Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB menggelar Rapat Kerja (Raker) bersama seluruh anggota dan pengurus cabang olahraga (Cabor) dalam rangka melakukan konsolidasi dan persiapan untuk menghadapi PON Aceh – Sumut 2024.
Ketua KONI NTB H. Mori Hanafi mengatakan, sebelum mengutus para atlet yang akan berlaga di PON tahun depan, KONI akan menggelar Pra PON untuk menentukan atlet dan cabor mana saja yang berhak ikut serta dalam PON tersebut.
“Sehingga dalam Raker ini kita ingin arahkan seluruh sumber daya yang kita punya untuk kita bersama-sama supaya kita mempunyai hasil yang optimal dalam meloloskan atlet kita di Pra PON,” terang H. Mori Hanafi kepada Suara NTB Jumat, 19 Mei 2023 kemarin.
Ia mengatakan, di PON Papua kemarin, hanya 19 cabor di NTB yang lolos Pra PON. Namun kali ini KONI NTB menargetkan sebanyak 35 – 37 cabor yang bisa lolos Pra PON dalam rangka meningkatkan potensi perolehan target 20 medali emas.
“Kita memang harus bersama-sama karena kita memiliki keterbatasan. Kami di KONI provinsi punya keterbatasan, KONI daerah juga begitu. Namun kalau kita berbagi tugas dan tanggung jawab, maka kita yakin target itu bisa kita capai,” terang anggota DPRD NTB ini.
Pentingnya berbagi tugas dan tanggung jawab dengan daerah agar cabor yang potensial menyumbang emas di PON itu terus terjaga. Misalnya atlet di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) selalu menyumbang emas di Tinju, Kabupaten Dompu selalu meraih emas di cabor Tarung Derajat dan lain sebagainya.
“Intinya dalam rangka kita mencapai target 20 medali emas di tengah – tengah semua keterbatasan ini kita harus bersatu,” katanya.
Beberapa cabor tambahan yang diharapkan bisa masuk di Pra PON seperti cabor Kurash, Sepakbola, Pentaque, Wushu dan lain-lainnya.
Adapun dukungan anggaran KONI NTB dari APBD tahun 2023 ini sebesar Rp9 miliar. Dari angka tersebut sebanyak Rp8 miliar sudah digunakan untuk melaksanakan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) sehingga anggaran yang tersisa hanya Rp1 miliar. Untuk memenuhi kebutuhan anggaran, KONI NTB berupaya menggandeng swasta atau pihak terkait lainnya yang memiliki komitmen dalam memajukan olahraga dalam daerah.(ris)