Mataram (Suara NTB) – Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) NTB terus berupaya memperbanyak benih padi untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian di NTB. Kepala Distanbun NTB, Fathul Gani mengatakan, telah memperbanyak benih padi. Balai Benih Induk Pertanian (BBIP) NTB turut membantu penanaman tersebut.
“Kami melaksanakan kegiatan di Unit Produksi Benih (UPB). Dana untuk kegiatan tersebut berasal dari APBD dan APBN tahun anggaran 2023,” ujar Fathul, Jumat, 19 Mei 2023. Kegiatan memperbanyak benih sumber padi jenis MK. I 2023 berlangsung di UPB Peninjauan, Lombok Barat.
Distanbun NTB telah melaksanakan kegiatan pengaplikasian pestisida insektisida dan fungisida untuk mengendalikan hama dan penyakit di pertanaman padi varietas Inpari 32, Inpari 33 Ciherang, dan varietas Cakrabuana kelas benih BS-BD pada lahan seluas 3.0 hektare.
“Kami melaksanakan kegiatan di Peninjauan, Lombok Barat,” terang Fathul.
Distanbun NTB melakukan pengaplikasian pestisida bersama tenaga teknis karyawan UPB yang berasal dari petugas Lombok Barat.
Distanbun NTB juga melakukan penyemprotan untuk mengendalikan serangan hama. “Selain itu, kami hendak mencegah terjadinya serangan hama maupun penyakit yang menyerang tanaman padi,” tandas Fathul.
Tahun ini, Distanbun NTB telah menyiapkan sejumlah program. Fathul Gani mengatakan, untuk tahun 2023, pihaknya akan tetap menyiapkan program-program yang bertumpu pada sub sektor tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura. Untuk subsektor tanaman pangan, Distanbun NTB akan fokus bekerja meningkatkan produksi beras, jagung, dan kedelai.
“Beras, jagung, dan kedelai adalah tiga jenis pangan yang akan membuat kami melakukan sejumlah agenda strategis untuk terus meningkatkan jumlah produksi,” ungkap Fathul, ditemui di ruang kerjanya, Rabu, 18 Januari 2023.
Untuk sektor hortikultura, Fathul menerangkan, nilai tukar petani sudah mendapat pemasukan yang sangat luar biasa. Petani-petani di NTB pun akan terus dibuat sejahtera.
“Kami pun terus memperbaiki kualitas buah manggis agar di tahun 2023 dapat diekspor. Tren manggis sedang meningkat. Bahkan, harganya pun sudah luar biasa,” ujar Fathul.
Selanjutnya, Fathul menjelaskan, untuk sector perkebunan, salah satu komoditi andalan NTB adalah tembakau. Ke depannya, Distanbun NTB akan terus mengupayakan agar harga komoditi tembakau makin kompetitif, terutama di skala nasional.
“Kami pun akan meningkatkan jumlah produksi. Sebelumnya, pada tahun 2022, kami memproduksi sekitar 20.000 ton. Ke depannya, kami menargetkan agar lebih dari jumlah tersebut,” beber Fathul.
Untuk area tanam tembakau, Distanbun NTB akan mempertahankan luas tanah yang akan digunakan menanam tembakau, yakni seluas 200.000 hektare. “Kami berharap agar nilai tukar petani NTB pada tahun 2023 semakin membaik.” Pungkas Fathul.
Apresiasi Megaproyek MRMP
Sebelumnya, Pemprov NTB memberikan apresiasi kepada manajemen Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah NTB yang mendukung pembangunan daerah melalui investasi senilai ratusan miliar rupiah. Investasi itu berupa megaproyek Modern Rice Milling Plant (MRMP) dan Corn Drying Center (CDC) di Lombok dan Pulau Sumbawa.
“Kami sangat apresiasi yang luar biasalah, di bawah kepimpinan Pak Muis (Pimwil Bulog NTB) yang sangat konsen terhadap tugas pokoknya mengamankan harga pangan strategis terutama beras, dan yang cukup spektakuler adalah memfasilitasi hadirnya pengolahan beras di Sumbawa dan Lombok dan Silo jagung di Dompu. Ini patut kita apresiasi. Ini menjadi pasar baru bagi hasil produksi petani di NTB,” ungkap Fathul Gani, baru-baru ini.
Menurut Fathul Gani, NTB dikenal sebagai lumbung pangan nasional dengan produksi padi di atas 1 juta ton pertahun atau sekitar 900 ribu ton setara beras. Jumlah itu masih surplus jika melihat kebutuhan beras masyarakat NTB yang setiap tahunnya pada kisaran 500 ribu ton. Kondisi yang sama juga pada produksi komoditas jagung.
Melihat fakta itu, upaya bulog dalam membangun MRMP dan CDC dinilai sangat tepat dan harus mendapat dukungan semua pihak. Apalagi proyek tersebut diketahui jumlahnya masih terbatas dan satu-satunya untuk wilayah timur Indonesia.
Pabrik penggilingan beras modern yang ada di Kabupaten Sumbawa, dan Lombok Timur ini diyakini juga dapat membantu NTB dalam mengembangkan sektor pertanian dan menjadi penyemangat dalam mendorong produktivitas sektor pertanian, khususnya tanaman padi dan jagung di masa mendatang.
“Makanya kami juga saat ini tengah mendorong bagaimana produksi padi dan jagung di Pulau Sumbawa itu terus meningkat, di Lombok juga. Jadi nanti akan banyak gabah petani yang diserap Bulog dan diproses melalui penggilingan modern itu,” kata Gani. “Keberadaan mesin-mesin pangan berteknologi tinggi ini kan bisa menjadi penyemangat nih bagi petani, karena produksi mereka bisa di oleh di penggilingan modern dan hasilnya pasti akan bagus untuk konsumen masyarakat kita,” tambahnya.
Seperti diketahui, pembangunan MRMP di Kabupaten Sumbawa dan CDC di Kabupaten Dompu sedang dalam penyelesaian dan ditargetkan beroperasi pada awal 2023 mendatang. Belum lagi pabrik Rice To Rice (RTR) yang dibangun di Kecamatan Sikur Lombok Timur yang sudah beroperasi dalam 1 tahun terakhir.
Total investasi dari kedua megaproyek bidang pangan tersebut mencapai Rp200 miliar lebih.
Pimpinan wilayah Bulog NTB, Abdul Muis Sayed Ali mengatakan, tujuan dari dibangunnya proyek tersebut untuk mendukung program pemerintah di bidang ketahanan pangan dan mengoptimalkan serapan gabah maupun jagung produksi petani yang relative melimpah setiap tahunnya. “Jadi dengan adanya mesin itu kita bisa produksi beras berkualitas sesuai yang kita inginkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, kendalikan harga. Bahkan bisa dikirim ke luar negeri (ekspor),” demikian Muis. (r)