Tanjung (Suara NTB) – Petani Porang di Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang tergabung dalam Koperasi Berkah Gumi Lombok (BGL), memutuskan untuk menunda panen. Keputusan ini sebagai bentuk persatuan BGL terhadap arahan Ketua Umum perkumpulan Petani Pegiat Porang Nusantara (P3N) yang mengambil sikap penutupan pabrik Porang karena alasan permainan harga sepihak dari pembeli asal Cina.
Anggota Divisi Budidaya P3N Pusat, sekaligus Ketua Koperasi BGL, Putra Anom, menegaskan ratusan petani pada Poktan Porang yang ada di Koperasi BGL, ikut mengambil sikap menunda panen. Panen Porang akan dilakukan serentak di semua petani jika harga pasar Porang dianggap layak untuk petani. “Sama kami sama, tetap tunda panen untuk skala besar,” tegas Anom, Selasa, 16 Mei 2023.
Ia menegaskan, Ketum P3N yang berkantor di Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, telah mengambil sikap tegas. Di mana, pabrik-pabrik pengolahan Porang di Indonesia di bawah kendali P3N akan ditutup sampai harga kembali membaik. Ketum tidak ingin petani Porang di Indonesia dirugikan karena keputusan sepihak eksportir dari Cina yang menurunkan harga beli.
“Kepada temen temen di lingkungan P3N, jangan bongkar Porang dulu. Selain yang akan di kirim ke perajangan atau jemur matahari, atau sudah terlanjur panen,” demikian imbauan Ketum P3N menurut Anom. Ia melanjutkan, P3N memperkirakan pabrik tutup antara 10-20 Mei 2023 sebagai bentuk protes kepada pembeli. Supaya tidak menimbulkan kerugian di petani, maka petani kalau diarahkan untuk panen setelah pabrik-pabrik di pulau Jawa membuka kembali operasional pengolahan.
“Jadi pabrik tutup bukan karena masalah overload, tetapi sengaja ditutup untuk protes harga ke buyer di RRC,” tegas Anom. Selaku anggota Divisi Budidaya P3N, Anom juga ikut kecewa. Koperasi BGL sendiri sudah memiliki kontrak 100 ton dengan buyer Cina melalui pengusaha Vietnam. Dengan penurunan harga tersebut, pihaknya dikhawatirkan ikut kena imbas permintaan harga rendah.
“Kontrak tetap jalan kendati ada penundaan, karena BGL adalah mewakili suara Petani Lombok. Lagi pula, waktu panen masih lama dan hanya Porang yang bisa dilakukan penundaan panen dibandingkan tanam yang lain apabila harga tidak sesuai pasar,” katanya.
Pihaknya berharap, Pemerintah daerah dari Gubernur, Bupati beberapa Kabupaten yang memiliki petani Porang, ikut menyuarakan protes para petani Porang melalui Pemerintah pusat. Pasalnya, sejauh sikap P3N telah diambil, Pemerintah di daerah terkesan pasif melihat harga Porang tidak berpihak kepada petani. “Padahal jelas porang juga memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat petani di masing-masing daerah yang potensial porang,” tandasnya. (ari)