Praya (Suara NTB) – Ratusan butir telur disalurkan PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) bagi keluarga yang memiliki anak dengan risiko stunting di Desa Mertak Kecamatan Pujut. Bantuan itu sendiri sebagai bentuk komitmen dan upaya ITDC mendukung serta membantu Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) dalam menekan kasus stunting di daerah ini.
Mengingat, Loteng sendiri merupakan kabupaten dengan kasus stunting tertinggi kedua di NTB. “Untuk tahap awal, kita menyalurkan sekitar 600 butir telur,” sebut General Manager The Mandalika, Molin Duwanno, dalam keterangannya, Sabtu, 1 April 2023.
Dengan sasaran para keluarga yang memiliki anak underweight atau berat di bawah normal. Itu sesuai dengan rekomendasi dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTB. Mengingat, telur merupakan sumber protein hewan yang bisa membantu tumbuh kembang anak secara optimal.
Sehingga dengan mengkonsumsi telur anak-anak dengan barang badan di bawah normal tersebut berat badanya bisa naik. Dengan begitu bisa mencegah potensi anak menjadi stunting. “Jadi fokus kita pada upaya pencegahan,” terangnya.
Bagaimana supaya anak-anak dengan risiko stunting bisa mendapat asupan gizi yang optimal. Sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan anak tersebut. Dan, pada akhirnya bisa mencegah anak tersebut dari stunting.
Dipilihnya Desa Mertak, lanjut Molin bukan tanpa alasan. Selain merupakan desa penyangga kawasan The Mandalika, Desa Mertak juga termasuk desa dengan risiko angka stunting cukup tinggi diwilayah Kecamatan Pujut. Mencapai 383 anak sesuai data dari pemerintah.
Dengan keterlibatan ITDC, diharapkan bisa menekan angka risiko stunting tersebut. Dan, itu semua salah satu wujud tanggung jawab sosial dari ITDC, terhadap keberadaan desa-desa penyangga kawasan The Mandalika. Tidak kalah penting, keterlibatan ITDC dalam hal ini juga bisa memicu keterlibatan BUMN-BUMN lainnya di kawasan ini.
“Kita juga ingin mendorong keterlibatn BUMN lainnya dalam membantu menangani stunting di daerah ini. Supaya penanganan stunting bisa lebih cepat dan optimal,” tandas Molin.
Lebih lanjut, Molin menambahkan, agar programya bisa optimal ITDC bersama BKKBN NTB, secara berkala akan melakukan monitoring untuk memantau perkembangan anak-anak berisiko stunting yang jadi sasaran program. Sekaligus juga ada evaluasi berkala dengan memperhatikan kenaikan berat badan anak-anak sasaran program.
“Program ini kita rencana selama 3 bulan dulu. Jadi telur akan disalurkan setiap dua minggu sekali. Seperti apa kelanjutanya, nanti akan dievaluasi diakhir program,” tutupnya. (kir)