Mataram (Suara NTB) – Provinsi NTB menjadi daerah percontohan pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri. Terlebih NTB sudah memiliki embrio sepeda listrik yang sudah dikenal secara nasional, baik yang diproduksi okeh sejumlah IKM, SMK maupun perguruan tinggi.
Kabid Penelitian Pengembangan Inovasi dan Teknologi Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) NTB Lalu Suryadi, MM mengatakan, pihaknya sangat serius mengembangkan kendaraan listrik dengan menggandeng sejumlah pihak.
Namun salah satu pekerjaan rumah atau PR dalam pengembangan kendaraan listrik ini adalah baterai yang masih didatangkan dari luar negeri.
“Yang mahal di kendaraan listrik itu kan baterai. Baterai ini masih kita impor dari luar. Ke depan bagaimana kita mengembangkan baterai itu diproduksi di dalam negeri. Karena sesungguhnya potensi pengembangan baterai ini kan banyak, nikel banyak dan bahan-bahan lainnya,” kata Lalu Suryadi kepada Suara NTB kemarin.
Terkait dengan kebutuhan baterai untuk pengembangan kendaraan listrik ini, nantinya ada subsidi dari pemerintah pusat. Sehingga produk kendaraan listrik yang dihasilkan harganya bisa lebih kompetitif dan terjangkau.
Ia mengatakan, pengembangan kendaraan listrik tak hanya di Brida NTB semata. Namun banyak dilakukan oleh pihak lain seperti lembaga pendidikan dan UKM, namun tetap di bawah supervisi Brida.
Selanjutnya, hal yang sangat penting dilakukan saat ini yaitu standarisasi dari produk kendaraan listrik tersebut agar sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dengan demikian, seluruh kendaraan listrik hasil produksi NTB layak digunakan oleh konsumen, baik di dalam negeri maupun mancanegara.
‘’Ke depan, kendaraan BBM ini kita akan modifikasi atau rombak menjadi kendaraan listrik. Rencananya kita akan mulai dari sepeda motor dulu. Kita libatkan SMK dan di NTB sekarang sudah ada timnya. Tim inilah nanti yang akan menfasilitasi dan membantu,’’ katanya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) telah memilih Provinsi NTB sebagai lokasi proyek percontohan kolaborasi antara IKM dengan industri besar dalam rangka pengembangan kendaraan listrik.
NTB dipilih menjadi lokasi proyek percontohan dengan dua pertimbangan penting. Yang pertama yaitu di Provinsi NTB terdapat kawasan Mandalika yang menjadi Destinasi Super Prioritas (DSP), sehingga diharapkan transportasinya sudah beralih ke energi ramah lingkungan sebagaimana tren dunia saat ini.
“Tren transportasi global sudah beralih ke listrik, tidak lagi bahan bakar fosil. Destinasi wisata di luar negeri juga berkembang transportasi listrik. Tentu kita bagian dari destinasi wisata global harus ikut nimbrung di situ,” ujar Lalu Suryadi.
Selanjutnya, NTB jadi proyek percontohan tak lain karena daerah ini sudah memiliki embrio sepeda listrik. Kementerian Perindustrian sendiri telah memilih lima mitra produsen sepada listrik di NTB, yaitu Le-Bui (Lombok Barat), NgeBUTS ( UTS Sumbawa), Fi-Bike (Kota Bima), Mori Taho (Kabupaten Dompu) dan SMKN 3 Mataram. Mereka akan mendapatkan bimtek lebih detil dari PT. Juara Bike yang selama ini menjadi mitra Kementerian Perindustrian.(ris)
