Pakaian bekas impor yang banyak dijual dan digemari masyarakat mendapat atensi dari Presiden Ir. H. Joko Widodo (Jokowi). Presiden menyebut dampak dari kedatangan pakaian bekas impor ini berpengaruh terhadap perkembangan industri tekstil di tanah air. Tidak hanya itu, penggunaan pakaian bekas ini juga berpengaruh terhadap kesehatan. Atas kondisi ini, Presiden meminta agar impor pakaian bekas dan penjualannya dilarang. Sementara di NTB, keberadaan pakaian bekas impor ini diburu masyarakat dari berbagai profesi.
SABTU, 18 Maret 2023, suasana Pasar Karang Sukun masih cukup ramai. Pasar khusus pakaian bekas impor ini masih dipenuhi oleh pembeli. Di lokasi parkiran, tidak hanya kendaraan roda dua saja yang parkir. Kendaraan roda empat berbagai merek juga memenuhi lokasi parkiran, baik yang ada di dalam kompleks pasar atau pinggir jalan di depan pasar.
Berbagai macam jenis pakaian untuk orang dewasa, anak-anak, baju khusus laki-laki dan perempuan dengan merek berkualitas banyak dijual. Begitu juga dengan sepatu bekas berkelas, bisa ditemukan di lokasi ini. Masyarakat dimanjakan dengan banyak pilihan berkelas dengan harga terjangkau.
Masuk ke bagian dalam pasar, calon pembeli bisa menemukan berbagai macam pakaian sesuai dengan yang diinginkan. Termasuk, bagi kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) bisa mencari seragam putih kerja hingga jas dengan harga yang cukup dijangkau.
Dalam mencari pakaian yang diinginkan, jika membeli di dalam toko, maka harga pakaian yang dijual bervariasi, tergantung dari kondisi barang yang diinginkan. Untuk kemeja, ada yang harganya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Begitu juga dengan celana, tergantung kondisi barang dan asal negara produk pakaian bekas itu. Sementara sepatu kulit, olahraga, anak-anak hingga orang dewasa, harganya cukup mahal.
Untuk pakaian bekas dengan harga Rp5.000 hingga Rp10.000 per pakaian bisa dipilih di pedagang yang memilih menumpuk dagangannya. Bagi yang beruntung bisa mendapatkan pakaian yang bagus dan layak pakai.
Untuk sepatu dari Rp35.000 hingga Rp200.000. Tapi untuk harga sepatu kulit yang masih bagus bisa dibeli dengan harga Rp250.000. ‘’Kalau harga aslinya bisa Rp1 juta. Tapi kalau sudah sampai sini, kita jual dengan harga Rp250.000 atau lebih, tergantung kondisi barangnya,’’ ujar salah satu penjual sepatu bekas.
Meski demikian, pedagang bersyukur produk jualannya banyak yang laku dan cukup diminati. Apalagi barang-barang yang dijualnya ini berasal dari China yang dikirim ke NTB lewat Surabaya, Jawa Timur. Bersama beberapa pedagang lain mereka mendapatkan barang dari salah satu pemasok barang bekas di Surabaya.
Disinggung mengenai kebijakan pemerintah pusat yang melarang penjualan pakaian bekas impor, ia sudah mengetahuinya lewat pemberitaan di televisi dan media sosial (medsos). Menurutnya, jika memang pemerintah melarang penjualan pakaian bekas impor, maka harus memberikan solusi pada pedagang. Sementara di satu sisi, banyak masyarakat menginginkan bisa menggunakan pakaian bagus dan branded, meski harus membeli pakaian bekas impor.
Hal senada disampaikan, Odin salah satu pedagang yang banyak menjual kemeja putih dan celana kerja. Harga kemeja putih yang merupakan pakaian impor dari Korea Selatan ini, harganya cukup bervariasi, mulai dari Rp55.000 hingga Rp60.000. Begitu juga dengan kemeja dengan berbagai motif dan warna, harganya tidak jauh beda. Katanya, animo masyarakat yang membeli baju bekas cukup tinggi. Sehingga ia tetap menyediakan berbagai macam kebutuhan pakaian yang dibutuhkan.
Lalu Rasyid, pensiunan ASN lingkup Pemprov NTB mengaku, datang ke Pasar Karang Sukun untuk membeli kebutuhan anak-anaknya. Ia langsung menuju lokasi penjualan sepatu bekas dan memilih sepatu yang diinginkan. ‘’Mau beli kebutuhan anak,’’ jawabnya singkat.
Sementara di salah satu toko yang khusus menjual pakaian bekas impor di seputaran Pagesangan cukup banyak dikunjungi para pembeli. Bahkan, toko ini memiliki pelanggan tersendiri dan membuka toko dari pagi hari, siang, sore hingga malam hari.
Tidak hanya itu, melalui media sosial, manajemen toko mempromosikan jenis pakaian yang dijual. Termasuk produk yang ada promonya.
Salah satu pembeli, Icha, warga Mataram mengakui jika membeli pakaian bekas impor, karena kondisi barangnya cukup bagus dan tidak kalah dengan produk baru yang dijual di pasaran. Diakuinya, ia sering membeli pakaian bekas impor, ketika ada promo produk di salah satu toko. Icha sering membeli pakaian bekas di salah satu toko, karena sudah dicuci dan disetrika. Apalagi ada promo khusus yang diberikan pihak toko, maka dia yakin akan kondisi barang yang dibeli.
‘’Namun, setelah sampai rumah, saya rendam kembali pakaian bekas yang saya beli. Agar kuman-kuman yang ada di pakaian itu mati,’’ tuturnya pada Ekbis NTB, Minggu (19/3).
Selain itu, dirinya sering membeli pakaian bekas impor dalam jumlah banyak untuk dijual kembali. Per satu pakaian mendapatkan keuntungan Rp5.000. ‘’Lumayan, kita tidak usah mendapatkan keuntungan yang besar. Yang penting ada pengganti uang beli minyak motor ke sana,’’ ujarnya.
Ketika ditanya kebijakan pemerintah yang melarang penjualan pakaian bekas, Icha tidak setuju. Menurutnya, adanya penjualan pakaian bekas akan memberikan banyak pilihan kepada masyarakat, terutama dalam mencari barang-barang berkualitas dan harganya murah. Jika nanti kebijakan pusat ini diterapkan, pihaknya khawatir mengenai nasib para penjual pakaian bekas yang banyak menggantungkan hidup dari usaha ini.
‘’Kalau terkait dengan dampak kesehatan yang dikhawatirkan pemerintah, jarang saya temukan. Karena kalau saya, begitu saya beli, langsung direndam di bak cucian, dibiarkan 1 jam, kemudian baru saya bilas,’’ ungkapnya. (ham)