Bawa Pesan Kebaikan, STT Krama Kerthi Yadnya Sambut Nyepi dengan Membuat Ogoh-ogoh Sang Kala Lelawah

Sekaa Teruna Teruni (STT) Krama Kerthi Yadnya Lingkungan Karang Tangkeban Selatan, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram menyambut hari raya Nyepi tahun baru saka 1945 tahun 2023 dengan membuat ogoh-ogoh. STT Krama Kerthi Yadnya membawa pesan kebaikan dengan tema ogoh-ogoh yang dibuat mereka pada tahun ini yaitu Sang Kala Lelawah.

Ketua STT Krama Kerthi Yadnya, Wayan Runa pada Minggu, 19 Maret 2023 mengatakan, ogoh-ogoh yang dibuat oleh pihaknya dalam wujud kelelawar raksasa yang diberi nama Sang Kala Lelawah. Ada pesan kebaikan dari pengambilan tema Sang Kala Lelawah itu.

Menurutnya, Sang Kala Lelawah ini utusan Batara Siwa, ditugaskan mengawasi manusia-manusia di bumi yang diibaratkan tidak bisa dikasih tahu. Ketika waktu sandikala, Kala inilah yang mengawasi anak-anak kecil yang masih berkeliaran di jalan. Dialah yang diibaratkan mengganggu anak kecil yang nakal dan masih berkeliaran di jam sandikala itu.

“Kenapa kami ambil tema seperti ini, agar warga terutama muda mudi di STT Krama Kerthi Yadnya bisa mengambil makna, agar ketika jam sandikala tidak ada anak kecil yang berkeliaran. Supaya saat malam hari juga tidak ada yang membuat keributan, agar tenang saat menjalankan catur brata penyepian ini,” jelas Wayan Runa.

STT Krama Kerthi Yadnya mulai mencicil pengerjaan ogoh-ogoh Sang Kala Lelawah sejak 25 Januari 2023 lalu. Pengerjaan ogoh-ogoh sudah mencapai 99 persen pada Minggu (19/3). Pada Senin (20/3) sore, ogoh-ogoh itu akan diadakan upacara melaspas.

“Melaspas itu ibaratnya diurip Kala itu atau ‘dihidupkan’ ogoh-ogoh itu. Setelah itu, Selasa (21/3) pagi ogoh-ogoh akan diarak. Setelah diarak, pada saat sandikala di hari Selasa akan di-pralina atau diibaratkannya Kala itu diusir kembali, ibaratnya membunuh kala yang ada di ogoh-ogoh itu,” ujarnya.

STT Krama Kerthi Yadnya ikut menyemarakkan parade ogoh-ogoh yang dilaksanakan oleh Aliansi Pemuda Hindu Lombok pada Selasa (21/3) nanti. Kegiatan mengarak ogoh-ogoh berkeliling ini dalam adat umat Hindu bertujuan untuk menarik kekuatan atau energi negatif dari sekitar agar masuk bersama ogoh-ogoh dan hanya tersisa energi positif.

Setelah ogoh-ogoh selesai diarak berkeliling, ogoh-ogoh kembali ke desa atau banjar tempat ogoh-ogoh dibuat dan selanjutnya dibakar. Tujuannya dibakar adalah untuk menghilangkan aura negatif atau aura jahat agar tidak mengganggu saat umat Hindu melaksanakan catur brata penyepian di rumah.

Catur brata penyepian merupakan empat pantangan yang wajib dilaksanakan saat hari raya nyepi yang terdiri dari tidak berkegiatan dan bekerja (amati karya), tidak menyalakan api dan lampu (amati geni), tidak berpergian (amati lelungan), dan tidak menghibur diri (amati lelanguan).

“Harapan kami, semoga penyelenggaraan parade ogoh-ogoh yang kembali lagi dilaksanakan setelah tiga tahun absen karen Covid-19 bisa berjalan lancar. Mulai dari perarakan ogoh-ogoh, hingga catur brata penyepian berjalan lancar,” harap Wayan Runa. (ron)




Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Gubernur NTB: NTB Siap Berbagi Strategi Ekonomi

0
Mataram (Suara NTB) - Industrialisasi terbukti memulihkan dan membangun ekonomi Nusa Tenggara Barat usai bencana gempa 2018. Lantas, pasca-relaksasi ekonomi selepas pandemi, strategi menggelar...

Latest Posts

Gubernur NTB: NTB Siap Berbagi Strategi Ekonomi

Mataram (Suara NTB) - Industrialisasi terbukti memulihkan dan membangun...

Bunda Niken: Kader PKK Adalah Orang-Orang Hebat

Mataram (Suara NTB) - Ketua Tim Penggerak PKK NTB,...

Lewat BRImo Future Garuda, BRI Dorong Talenta Muda Timba Ilmu Dari Empat Legenda Sepak Bola Dunia

Jakarta (suarantb.com) - Keberhasilan Timnas Indonesia U-22 di kancah...

NTB Kembangkan Industrialisasi Minyak Kayu Putih di Areal Perhutanan Sosial

Mataram (Suara NTB) - Lahan kering dan curah hujan...

Politik Identitas Dan Ancaman Demokrasi Menjelang Kontestasi Pemilu 2024

Oleh: Jhoni Sutangga, S.Fil.I., M. Sos. (Jurnalis Radar Mandalika,...