Mataram (Suara NTB) – PT. Sumbawa Timur Mining (STM) berharap dapat melakukan eksploitasi cadangan mineral yang ada di kawasan Tambang Onto, Desa Hu’u, Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi pada tahun 2030 mendatang. Target ekploitasi ini disampaikan Kepala Teknik Tambang PT. STM, Hendra Sebayang pada kegiatan Sosialisasi Rencana Kerja Tahun 2023 dengan menghadirkan seluruh stakeholders, di Mataram, Senin, 13 Maret 2023.
Diketahui, PT. STM sudah beroperasi sejak tahun 2012 lalu. Kegiatannya hingga saat ini telah menyelesaikan pengeboran mineral sebanyak 35 lubang bor coring dengan total kedalaman 30,667 meter. Hal tersebut mencapai 153% dari total rencana di tahun 2022 yaitu 20.000 meter.
Selain itu, STM juga telah menyelesaikan akses jalan eksplorasi sepanjang 14 Km. Dalam aktivitas upaya lindung dan pengelolaan lingkungan telah dilakukan studi rona awal kelautan, studi rona awal terrestrial, survei fauna dan flora, pengelolaan limbah, pemantauan cuaca dan kualitas udara serta pengelolaan air.
Jumlah tenaga kerja lokal di tahun 2022 sebanyak 870 (66%) dari total tenaga kerja sebanyak 1.286 orang. Tahun 2022 terdapat peningkatan vendor lokal sebanyak 130 vendor atau 154% dari tahun sebelumnya. Total investasi yang dikucurkan STM pada tahun 2022 sebesar USD 87.4 juta.
Hendra menjelaskan dari tahapan awal prosesnya, hingga dilakukan penambangan. Tahapan kegiatan pertambangan dimulainya dari studi kelayakan yang ditunjukkan dalam bentuk Amdal (Analisis Dampak Lingkungan). setelah Amdal inilah, baru didapat izin untuk konstruksi dan eksploitasi.
Dalam proses study kelayakan yang tengah dilakukan ini membutuhkan waktu yang tidak singkat. Untuk memastikan apakah kegiatannya layak diteruskan, atau dihentikan.
“Pada saat ini kami menyampaikan, rencana eksploitasi tahun 2030 itu masih sifatnya estimasi. Sekarang saja kita masih dalam tahapan eksplorasi untuk terus mencari data. Data ini harus kita kumpulkan apakah cocok dan layak kita pakai sebagai kekuatan bagi stakeholders bahwa ini memang dilanjutkan investasinya atau tidak,” katanya.
Hasil eksplorasi sebagaimana dilaporkan kepada pemerintah, masih bersifat tereka dan terkira. Artinya, kata Henda, masih pada tahapan keyakinan dasar dari aspek geologis. Termasuk perkiraan kandungan 2 miliar ton cadangan mineral. Menurutnya masih perlu dilakukan kajian lebih lanjut.
“Yang sekarang ini masih pada tahapan kajian terus layak ditambang, atau tidak,” imbuhnya. Kendati demikian, PT. STM juga sudah menyiapkan aspek pendukung lainnya. Misalnya untuk kebutuhan pembuangan limbah tambang (tailing). Saat ini masih dilakukan kajian di sejumlah titik alternatif.
“Kalau ada rencana tambang, sudah pasti harus mempersiapkan pengelolaan limbahnya. Kita berharap sih tidak jauh-jauh dari wilayah tambang. Dan seluruh izin-izinnya harus kita patuhi untuk melewati proses-proses ini,” demikian Hendra.
Ia menegaskan, STM juga mempersiapkan kebutuhan tenaga kerja, terutama mengakomodir tenaga kerja lokal. Namun berapa total kebutuhannya, sampai saat ini corporasi belum memastikannya. Sebelum kuat data-data untuk melaksanakan kegiatan lanjutan.
Pada tahun 2023 ini direncanakan, kegiatan eksplorasi pemboran sumber daya, geoteknik, program uji pompa, dan eksplorasi ditargetkan sebesar 18,000 meter. Melanjutkan analisis metalurgi, studi geoteknik, dan studi hidrogeologi. Serta mengembangkan kegiatan penunjang eksplorasi seperti pembuatan drill site prospek di Onto, base camp baru, pembangunan nursery dengan kapasitas 50.000 bibit di Nangadoro, pemeliharaan akses eksplorasi serta fasilitas kantor dan akomodasi. (bul)
