NTB memiliki banyak pekerja terampil dan kompeten di bidangnya. Bahkan, banyak tenaga kerja asal NTB di beberapa negara selalu menjadi incaran perusahaan pencari kerja seperti, tenaga konstruksi hingga perawat dan bidan. Khusus untuk perawat dan bidan ini sejumlah perusahaan di luar negeri sudah menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi kesehatan yang ada di NTB. Seperti apa peluang kerja di luar negeri dan persyaratan apa yang mesti dipenuhi?
ARAB Saudi, Jepang dan Jerman sekarang sudah menjalin kerja sama dengan pemerintah Indonesia (government to government – G to G) untuk membuka peluang kerja bagi lulusan pendidikan kesehatan yang ada di Indonesia, termasuk NTB. Peluang kerja ini tengah gencar disosialisasikan oleh Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTB.
Kepala BP3MI NTB, Mangiring Hasoloan Sinaga mengatakan, pengumuman peluang bekerja di dua negara ini sudah disampaikan secara serentak melalui website bp2mi.go.id. Masyarakat dapat mengakses seluas-luasnya informasi di laman yang sudah disediakan.
Dengan kuota yang disiapkan untuk penempatan ke Jepang tahun 2023 sebanyak 30 orang untuk tenaga perawat dan 300 orang untuk careworker (perawat lansia).
Sementara untuk ke Jerman, kuota setiap tahunnya lebih dari 300 orang. Dengan persyaratan minimal lulusan D3/S1 Perawat untuk jabatan nurse. Dan D3/S1 non keperawatan untuk jabatan careworker, serta wajib memiliki STR untuk jabatan nurse.
Ada peluang yang menarik khusus untuk jabatan careworker di Jepang, terbuka untuk D3 non keperawatan dengan syarat memiliki sertifikat pelatihan careworker. Untuk detail persyaratannya dapat dicek melalui website bp2mi.go.id/GtoG Jerman serta bp2mi.go.id/GtoG Jepang
“Waktu pendaftaran program ini cukup panjang, mudah, dan biaya penempatan yang murah kami harap menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perawat di NTB. Bekerja ke luar negeri sebagai tenaga profesional merupakan salah satu cara untuk mengembangkan skill yang bermanfaat bagi diri sendiri dan negara,’’ katanya.
Ditambahkan, kesempatannya sangat terbuka. Tidak hanya untuk lulusan perawat namun lulusan D3/S1 umum pun bisa mengikuti program ini.
‘’Kami juga sedang membuka kelas pelatihan bahasa secara gratis kerja sama BP2MI dengan BPVP Lombok Timur sejak tahun lalu. Warga NTB dapat mengikuti pelatihan bahasa sebagai salah satu syarat untuk mendaftar program ini. Pelatihan bahasanya kami fasilitasi, pendaftarannya G to G nya pun kami fasilitasi,” ungkap Bung Naga – sapaan akrabnya.
Syarat untuk mengikuti pelatihan bahasa Jepang adalah minimal lulusan D3/S1 Keperawatan/non keperawatan usia maximal 33 tahun. Sementara syarat untuk mengikuti pelatihan Bahasa Korea ini minimal lulusan SMK/SMA, usia maksimal 37 tahun. Pendaftaran pelatihan dapat dilakukan secara online melalui link bit.ly/bp3mintb.
Naga menambahkan, melihat animonya, peluang kerja bagi tenaga kesehatan di dua negara ini, jumlah pendaftarnya sangat sedikit. “Saya lihat kemarin baru 3 orang yang daftar untuk ke Jepang. Kalau Jerman coba nanti kita update lagi,” katanya.
Biasanya, pendaftaran dilakukan di akhir-akhir jelang penutupan. Bung Naga mengatakan, semestinya tidak demikian. Untuk mengantisipasi kendala sistem dan syarat lainnya.“Kalau berminat, silakan saja daftar lebih awal,” ujarnya.
Untuk program G to G dengan Jepang ini, lanjutnya, sudah berjalan sejak lama dan kuotanya selalu terpenuhi. untuk Jerman, katanya ini tahun ketiga pembukaannya. Namun diakui masih minim peminat. Bisa jadi, karena sebelum diberangkatkan, proses menunggunya lama. Hingga sembilan bulan sembari terus memantapkan belajar bahasanya.
“Mungkin karena Jepang menyediakan gaji selama belajar bahasa Jepang, Rp5 juta sebulan. Kalau Jerman belum ada. Sehingga dibutuhkan yang sudah survive bagi yang ingin ke Jerman. Tapi semua proses dan ongkos pasti gratis,” ujarnya.
Salah satu alumni Stikes Hamzar, Nini sebelumnya mengikuti pelatihan Bahasa Jepang Batch I yang dilaksanakan di BPVP Lombok Timur, mengaku sangat terbantu dengan fasilitas pelatihan ini yang diberikan pemerintah.
Apalagi, ujarnya, dirinya sangat ingin bekerja ke luar negeri dengan keterampilan yang dimiliki. Sehingga sertifikat pelatihan Bahasa Jepang yang telah diikuti dapat digunakan untuk mendaftar program G to G ke Jepang tahun 2023 ini. Pihaknya berharap dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah dan juga pencari kerja. (bul)