Dompu (Suara NTB) – Kasus gigitan oleh anjing diduga rabies masih menjadi ancaman di Kabupaten Dompu. Upaya eliminasi dan vaksinasi rabies masih menjadi fokus jajaran Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Dompu dalam upaya meminimalisir kasus rabies.
Plt. Kepala Disnakeswan Kabupaten Dompu, Ir Abduh kepada Suara NTB kemarin mengakui, kasus gigitan anjing pada manusia di Kabupaten Dompu masih menjadi ancaman. Bahkan belakangan banyak kasus gigitan yang dilaporkan dan cukup memprihatinkan. Di tengah kemunculan kasus gigitan, pihaknya bersama masyarakat juga melakukan upaya eliminasi hewan pembawa rabies (HPR) yang berkeliaran dan mengancam warga. “Upaya eliminasi masih menjadi pilihan,” katanya.
Eliminasi hanya dilakukan pada HPR liar. Sehingga warga pemilik anjing untuk mengkandangkan dan melakukan suntikan rabies. Dengan demikian, pencegahan kasus rabies dapat ditekan. “Suntik rabies dan sosialisasi kepada masyarakat terus kita dorong,” ungkapnya.
Ir. Abduh juga mengingatkan, jagung petani mulai memasuki masa panen. Banyak petani memanfaatkan anjing sebagai penjaga ladangnya. Ketika jagung mulai dipanen, anjing juga akan banyak kembali ke pemukiman warga. “Ini juga harus diantisipasi. Makanya petugas kami terus mengedukasi warga sambil melakukan vaksinasi rabies agar anjing ini disuntuk vaksin rabies,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, kasus gigitan anjing di Dompu kembali terjadi. Terakhir pada anak usia 5 tahun di kecamatan Woja dan warga kecamatan Pajo. Jumlah korban gigitan anjing pada tahun 2023 sudah mencapai 14 kasus. Penanganan korban gigitan anjing ini menjadi kewenangan Dinas Kesehatan dengan melakukan pembersihan bekas luka dan suktik VAR. (ula)