Giri Menang (Suara NTB) – Kerukunan umat beragama di Lombok Barat (Lobar) masih terjaga. Umat beragama hidup berdampingan dengan rukun di daerah ini. Seperti di Desa Jagaraga kecamatan Kuripan Lobar. Salah satu daerah yang memiliki warga pemeluk agama Islam dan Hindu. Untuk merawat toleransi antar umat beragama di desa itu, pihak Pemdes setempat melaksanakan program dan kegiatan secara berkeadilan.
Dalam waktu dekat ini, pada momen Ramadhan pihak desa mengadakan safari Ramadhan dan pawai takbiran. Hampir bersamaan, umat Hindu yang merayakan Nyepi 22 Maret nanti, akan mengadakan Pawai Ogoh-ogoh. Pihak desa dalam hal ini memfasilitasi umat Hindu melaksanakan pawai ogoh-ogoh tersebut.
Kades Jagaraga, Muhamad Hasyim ST., mengatakan dalam upaya terus memelihara toleransi antar dua umat beragama pihaknya melakukan program pemberdayaan dan pembinaan melalui kegiatan keagamaan serta kemasyarakatan.
Pihaknya menginisiasi pembentukan PHBI dan PHBH Desa yang bertujuan untuk mengakomodir seluruh kegiatan keagamaan dan hari besar umat di desa Jagaraga. Sekaligus sebagai upaya pembinaan dan pemberdayaan terhadap para remaja masjid, mushola, teruna dan teruni Pura di desa Jagaraga yang diharapkan proaktif dengan Pemdes Jagaraga. Dimana mereka bernaung dibawah lembaga Desa yakni Karang Taruna.
“Ini dalam rangka menyambut dan memperingati momen suci untuk dua umat di desa Jagaraga yaitu Hari Raya Nyepi dan tahun Baru Caka 1945 melalui event Pawai Ogoh-ogoh. Dan Bulan Suci Ramadhan serta Hari Raya Idul fitri 1444 Hijriah,” kata dia.
Di mana ada dua momen yang sangat sakral dan suci ini akan diadakan umat Islam dan Hindu. Pada momen ini, pihaknya juga melaksanakan beberapa program yang akan disalurkan langsung kepada masyarakat, dalam bentuk seragam penghulu desa, dusun, insentif RT, insentif penghulu dusun, Insentif Marbot masjid, Insentif guru ngaji, uang pembinaan untuk remaja remaji masjid serta mushola untuk perayaan pawai Idul fitri dan kegiatan Bansos lainnya.
Begitu pula untuk umat Hindu, dalam rangka kegiatan perayaan hari raya Raya Nyepi dan tahun Baru Caka 1945, pihak desa bersama PHBH mengadakan kegiatan pawai Ogoh-ogoh. Di mana pada pawai ogoh-ogoh nanti, terdapat sekitar 16 Ogoh-ogoh yang ikut serta dari berbagai Dusun di desa itu. Di antaranya dusun Tambang Eleh 10, Lamper 4, Tegal dan Adeng Penanggak masing-masing 1. Selain itu pihaknya menyalurkan seragam Pemangku umat Hindu, insentif Pemangku desa dan dusun, insentif penjaga ure dan insentif Ketua RT.
Diharapkannya, melalui berbagai kegiatan ini, kerukunan dan toleransi antar umat di desanya tetap terjaga. Di desa itu sendiri berpenduduk kurang lebih 10.000 jiwa, itu komposisinya terdiri dari 60 persen umat Islam dan 40 persen umat Hindu. (her)
