Pemicu Banjir di Kota Bima, Hujan Lebat, Banjir Kiriman hingga Tumpukan Sampah

0
Tumpukan sampah yang menjadi salah satu penyebab banjir di Kota Bima, di jembatan Ranggo, Kamis, 9Maret 2023.(Suara NTB/Ist)

Kota Bima (Suara NTB) – Banjir yang melanda di wilayah Kota Bima belum lama ini, dipicu atau disebabkan beberapa faktor, seperti tingginya curah hujan, banjir kiriman dari hulu hingga tumpukan sampah yang dibuang sembarangan di bantaran sungai.

“Faktor pemicu banjir di Kota Bima, seperti hujan lebat, banjir kiriman dan tumpukan sampah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima, Gufran, Kamis, 9 Maret 2023.

Ia mengaku, banjir yang melanda sejumlah Kelurahan di Kota Bima pada tanggal 24 dan 25 Februari 2023 kemarin, dipicu tingginya curah hujan di wilayah bagian utara Kota Bima, yakni dari arah wilayah Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima. Hal itu menyebabkan terjadinya luapan.

“Banjir beberapa minggu lalu, karena aliran sungai di sekitar Kelurahan Jatibaru Barat dan Jatiwangi meluap dan masuk ke pemukiman warga sembilan Kelurahan di Kecamatan Asakota, Mpunda dan Rasanae Barat,” katanya.

Begitupun saat banjir yang terjadi pada 5 Maret 2023 kemarin, Gufran mengaku curah hujan yang cukup tinggi terjadi di wilayah bagian timur Kota Bima. Hal itu menyebabkan terjadinya luapan air yang cukup tinggi dan tidak mampu ditampung aliran sungai Lampe Kecamatan Rasanae Timur.

Selain itu, juga ditambah banjir kiriman dari hulu wilayah Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Debit yang cukup tinggi tak mampu di tampung, sehingga meluap dan masuk ke pemukiman warga, merusak infrastruktur milik pemerintah serta merendam area pertanian jagung dan cabai milik warga.

“Untuk saat ini, menurut perkiraan cuaca BMKG, curah hujan di Kota Bima sudah mulai intensitas ringan dan sedang,” katanya.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, Gufran menghimbau masyarakat Kota Bima untuk  waspada dan mengantisipasi terjadinya banjir susulan akibat curah hujan tinggi yang diperkirakan akan berlangsung sampai pekan depan.

“Kita tetap siaga dan waspada, terutama banjir kiriman dari wilayah hulu Kecamatan Wawo,” katanya.

Disamping itu, banjir juga terjadi akibat tumpukan sampah dan sisa material yang di bawa banjir dari hulu ke hilir yang tertahan di jembatan yang memiliki tiang pancang tengah. Hal itu menghambat aliran air sungai yang tertahan tumpukan sampah sehingga menyebabkan air menerobos ke permukiman warga.

“Dan saat terjadi banjir di Kota Bima, bersamaan air laut pasang yang memperlambat aliran air ke hilir. Belum lagi sungai yang sempit dan dangkal,” ujarnya.

Sebagai langkah pencegahan dan antisipasi,  diperlukan beberapa langkah, seperti pengerukan dan normalisasi sungai. Selain itu juga membersihkan tumpukkan sampah yang berada di sekitar bantaran sungai.

Pembersihan sampah lanjut dia, sudah dilakukan oleh Tim gabungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima, yang dipusatkan di Jembatan Ranggo Kelurahan Na’e Kecamatan Rasanae Barat. “Upaya pembersihan tumpukan sampah sudah kita lakukan tadi di sekitar Jembatan Ranggo,” katanya.

Ia mengaku pembersihan sampah sisa material banjir melanda sejumlah Kelurahan di Kota Bima itu melibatkan Petugas BPBD, DLH, Dinas Damkar, Pemerintah Kecamatan Rasanae Barat dan Asakota, pihak Pemerintah Kelurahan, Tagana, TSBK, TNI/Polri, Relawan hingga Warga.

“Pembersihan sisa material banjir di bantaran sungai dilakukan secara manual dengan menggunakan alat berat,” katanya.

Ia berharap dan meminta masyarakat agar tidak lagi membuang sampah sembarang di bantaran sungai. Hal itu untuk menjaga sungai agar tetap bersih, disamping sebagai langkah pencegahan da mengantisipasi terjadinya banjir.

“Kita harapkan masyarakat agar terus melakukan gotong royong dan membersihkan lingkungan hingga bantaran sungai. Dan dalam waktu dekat, DAS di Kota Bima akan mulai dikeruk dan dinormalisasi sungai,” pungkasnya. (uki)