Bima (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan melanjutkan masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi berupa banjir. Langkah itu, dilakukan untuk penanganan dan penanggulangan pasca banjir.
Kepala BPBD Kabupaten Bima, Drs. Isyrah, mengatakan status tanggap darurat banjir akan kembali dilanjutkan. Pasalnya pada 4 Maret 2023 kemarin, masanya sudah berakhir yang berjalan 14 hari atau dua pekan. “Batas 14 hari sudah selesai. Kita akan lanjutkan masa tanggap darurat banjir,” katanya, Selasa, 7 Maret 2023.
Ia mengaku, pihaknya melanjutkan masa tanggap darurat banjir, karena memperhatikan beberapa hal, seperti dampak kerusakan infrastruktur hingga adanya warga yang meninggal dunia akibat banjir. “Kerusakan berbagai infrastruktur akibat banjir serta korban manusia,” katanya.
Selain itu bencana hidrometeorologi berupa banjir juga rawan melanda Kabupaten Bima. Terakhir terjadi pada Minggu, 5 Maret 2023. Sejumlah Desa yang tersebar 3 Kecamatan di Kabupaten Bima, yakni Wawo, Sanggar, dan Lambitu terendam.
Berdasarkan data Pusdalops BPBD Kabupaten Bima, yang berdampak ada 14 kepala keluarga (KK) dan 63 jiwa di Desa Pesa Kecamatan Wawo, 5 KK di Desa Taloko kecamatan Sanggar.
Sementara di Desa Teta kecamatan Lambitu, banjir tersebut telah menyebabkan kerusakan berat 1 unit deker longsor, kondisi yang sama juga terjadi pada deker kabobo, deker TPU dan deker Bombo Desa Teta.
Infrastruktur yang tidak luput dari kerusakan berat yakni, 1 talud sungai di desa Pesa Wawo, kerusakan sedang 1 drainase di Desa Kuta Lambitu dan kerusakan berat 1 gorong-gorong di Desa Taloko yang tidak dapat melewatkan debit banjir dan memerlukan jembatan baru yang menghubungkan ke desa yang lainnya.
Selain itu terdapat tiga unit fasilitas umum yang turut mengalami kerusakan sedang yaitu Kantor Camat, KUA Wawo dan Kantor POS Wawo serta Lahan Pertanian dan Perikanan di Desa Taloko Sanggar Rusaknya areal persawahan yang ditanami padi seluas 30 hektar.
“Diperkirakan nilai kerusakan dan kerugian dari talud sungai, drainase dan jembatan sebesar Rp1,5 miliar,” kata Isyrah.
Ia mengatakan pihaknya telah melakukan upaya kaji cepat atau assessment kerusakan dan kerugian dampak kejadian bencana, melakukan koordinasi dengan dinas terkait dan koordinasi lintas sektoral. “Penanganan banjir kita melibatkan Muspika, TRC BPBD Kabupaten Bima, Dinas PUPR Kabupaten Bima, Babinsa, Bhabinkamtibmas,” katanya.
Ia menambahkan permintaan kebutuhan yang mendesak tanggap darurat pasca banjir antara lain, air mineral, mie instan, makanan siap saji, popok bayi, obat-obatan dan kebutuhan lainnya.
“Sementara kondisi terkini banjir sudah surut. Namun cuaca di wilayah Kabupaten Bima dan sekitarnya masih berpotensi terjadinya bencana, hujan dengan intensitas ringan-lebat dan masyarakat diimbau agar tetap siaga,” harapnya. (uki)