Sumbawa Besar (Suara NTB) – Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyatakan. Pelabuhan Teluk Santong akan dilengkapi fasilitas yang bisa mempercepat bongkar-muat komoditas pangan. Serta fasilitas penyimpanan seperti silo dengan kapasitas sekitar 30 ribu ton untuk persiapan panen tahun berikutnya.
Hal itu disampaikan Arief saat penandatanganan MoU Pemkab Sumbawa dengan PT. Mitra Buana Bahari (MBB) sebagai investor yang akan membantu pembangunan pelabuhan Teluk Santong. Selain sebagai investor, MBB juga didorong agar bisa turut berperan sebagai off taker jagung petani setempat.
“Kita bangun secara terintegrasi, sehingga petani jagung bisa fokus meningkatkan produksinya dan tidak perlu khawatir, karena berapa pun yang diproduksi akan bisa terserap. Apabila kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, dengan ketersediaan pelabuhan kita bisa ekspor,” terangnya.
Arief meyakini, melalui skema ini, potensi jagung sebagai volatile food atau pangan yang bergejolak bisa ditekan. “Jagung memiliki impact yang besar terutama kepada sektor peternakan unggas. Jadi satu paket, kalau jagung harganya tinggi, daging ayam, ayam hidup, dan telur ayam ikut tinggi. Sehingga dalam regulasi Harga Acuan Pembelian/Penjualan atau HAP yang kita susun dibuat satu paket aturan, jagung, ayam, dan telur,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief menuturkan, langkah membangun konektivitas pangan ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, yang menekankan agar Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah, bersama pelaku usaha berkolaborasi guna meningkatkan investasi di daerah.
Bupati Sumbawa, H. Mahmud Abdullah, menjelaskan dengan potensi pangan Sumbawa yang besar, diharapkaj sarana pelabuhan tersebut bisa dimanfaatkan. Tidak hanya untuk jagung saja tetapi juga untuk seluruh komoditas pangan yang ada di Sumbawa, seperti beras dan lainnya.
“Sumbawa ini memiliki potensi yang baik di sektor pangan, apa yang terjadi terkait turunnya harga karena susahnya kita keluarkan, angkutannya yang terbatas,” ungkap Bupati. (arn)