Mataram (Suara NTB) – Sejak konversi tahun 2018 lalu, Bank NTB Syariah mengalami pertumbuhan yang makin positif. Kinerja setiap tahun semakin menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Bisa diukur dari beberapa indikator bank. Tahun 2022 lalu, Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTB ini sudah berhasil mengukuhkan laba sebesar Rp181 miliar. Naik 30,76 persen dari laba tahun sebelumnya yang sebesar 138 miliar.
Direktur Utama Bank NTB Syariah, H. Kukuh Raharjo didampingi jajaran direksi dan komisaris di kantornya, Senin, 20 Februari 2023 juga memaparkan capaian kinerja bank selain laba. Yang mengalami kenaikan adalah nilai aset. Tahun 2018 saat konversi penuh dari konvensional ke syariah, nilai aset Bank NTB Syariah sebesar Rp7 triliun, naik menjadi Rp8,6 triliun tahun 2018. Naik jadi Rp10,4 triliun tahun 2020. Naik lagi menjadi Rp11,2 triliun tahun 2021. Dan jadi Rp13 triliun lebih tahun 2022.
Dari sisi DPK (Dana Pihak Ketiga) berupa tabungan, deposito dan giro, pada tahun 2021 lalu sebesar Rp8,1 triliun, naik menjadi Rp9,7 triliun tahun 2022. Demikian juga dengan pembiayaan atau kredit yang dikucurkan terus mengalami kenaikan. Tahun 2020 sebesar Rp6,4 triliun, naik menjadi Rp7,4 triliun tahun 2021 dan naik lagi menjadi Rp8,7 triliun. Lanjut Kukuh, kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) dapat ditekan. Dari total kredit yang dikucurkan bank, kredit macetnya sangat tipis,1,05 persen. dari tahun sebelumnya sebesar 1,18 persen.
Pertumbuhan positif bank ini, lanjut Kukuh, dipengaruhi oleh pengembangan jaringan dan layanan, serta penguatan kapasitas SDM Bank NTB Syariah. Dari sisi layanan berbasis digital, saat ini jumlah mesin ATM bank sudah tersebar sebanyak 313 unit. Termasuk diantaranya adalah mesin ATM setor tunai. Sehingga semakin mudah dan dekat layanan mesin Bank NTB Syariah dengan masyarakat.
Mobile banking pada tahun 2018 lalu hanya sebanyak 5.311 user, melonjak menjadi 60.996 user tahun 2022. Demikian juga dengan SMS Banking yang belum dikerjakan tahun 2018 lalu, saat ini sudah mencapai 8.470 user. CMS corporate pada tahun 2018 lalu hanya 330 user, saat ini sudah menjadi 1.931 user. Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Lakupandai) pada tahun 2018 hanya 82 agen, sekarang sudah menjadi 1.918 agen. Pun dengan EDC android dari tahun 2018 hanya 200 unit, kini sudah menjadi 525 unit.
Demikian juga dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) atau standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code, tahun 2018 belum dikembangkan, pada tahun 2022 ini sudah tersedia sebanyak 4.917 merchant. Revitalisasi produk dana bank juga diperbanyak. Dari produk Tambora menjadi Tambora Reguler, Tambora Rencana, Tambora Bisnis, Tambora Taharah, Tambora Junior, Tambora Purnabakti dan Tambora Prestige.
Pengembangan produk pembiayaan juga demikian, terus dikembangkan. Pilihan produk pembiayaan bagi masyarakat diantaranya, pembiayaan Sejahtera bagi ASN, Pembiayaan Multiguna, pembiayaan FLPP/rumah subsidi, pembiayaan multijasa, pembiayaan komersial untuk kontraktor, pembiayaan sindikasi pemerintah daerah, pembiayaan tunas untuk UMKM, pembiayaan sejahtera.
Untuk pembiayaan adaftif, dikembangkan skema khusus covid-19, skema umum, skema khusus Mawar Emas, skema khusus mikro. IT juga direvitalisasi dengan surrounding untuk mempercepat proses operasional bank, automatisasi bisnis proses bidang pelaporan, dokumen manajemen sistem, implementasi smartax di seluruh Pemda. Dan amanah e-POS untuk mendukung pelaku UMKM.
Switching sistem sudah dikembangkan CMS corporate untuk mendukung transfer online, retribusi parkir berbasis QRIS, pajak dan retribusi berbasis virtual account, CMS Kasda untuk transaksi pembayaran SP2D. Pembayaran PBB selain di e-channel bank sudah terintegrasi dengan fintech seperti gopay, channel (indomaret), ecommerce (tokopedia).
Revitalisasi jaringan kantor juga sudah dilakukan besar-besaran. Saat ini sudah tersebar sebanyak 31 kantor cabang dan kantor cabang pembantu. Mobile kas keliling sebanyak 5 unit. Dan mobil tangki air sebanyak 6 unit untuk membantu masyarakat yang membutuhkan air bersih.
“Tahun 2023 ini challenge bank tidak sederhana. Tapi sudah ada solusi-solusinya, misalnya pemenuhan modal inti Rp3 triliun, sudah ada kerjasama dengan Bank BPD Jatim. Dengan revitalisasi seluruh aspek yang kita lakukan, tahun 2023 ini target bisnis kita juga akan semakin besar,” demikian Kukuh. (bul)