Tingkatkan Kapasitas Akademisi untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Mataram (Suara NTB)– Seratusan akademisi di Provinsi NTB dan di luar daerah ikut terlibat dalam kegiatan ToT untuk Akademisi Tahap III di Sektor Pertanian, Kehutanan dan Penggunaan lahan lainnya (AFOLU) dalam rangka meningkatkan kapasitas akademisi terkait penurunan emisi gas rumah kaca dalam menunjang program kerangka transparansi.

Kegiatan tersebut berlangsung di gedung Pascasarjana Universitas Mataram, Kamis 2 Februari 2023 kemarin secara hybrid. Sebagian peserta melaksanakan secara langsung, sebagian lainnya mengikuti secara daring. Kegiatan dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor Unram Prof. Akmaluddin. Hadir pula Direktur Pascasarjana Unram, Prof H.M Sarjan.

Ketua panitia Dr. Markum mengatakan, kegiatan ini digelar untuk memberikan peningkatan kapasitas kepada akademisi terkait penurunan emisi gas rumah kaca dalam menunjang program transparency framework.

“Kegiatan ini juga dilakukan agar akademisi turut membangun terciptanya sistem yang kuat dan berkelanjutan untuk implementasi NDC (Nationally Determined Contribution)  dan turut serta memantau kemajuan daerah dalam inventarisasi gas rumah kaca (GRK) dan Monitoring, Pelaporan, Verifikasi (MPV) di sektor mitigasi,” kata Markum.

Ia mengatakan, salah satu pertemuan dalam bidang iklim yang sangat strategis adalah Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP21 tahun 2015 di Perancis yang menghasilkan “Paris Agreement”. Salah satu kesepakatan yang terpenting yaitu dunia harus menekan suhu bumi untuk menegah jangan sampai melebihi 2 derajat celcius.

Selanjutnya,ada komitmen dari negara-negara di dunia termasuk Indonesia untuk menekan emisi karbon. Indonesia sendiri sudah berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon sampai 32 persen pada tahun 2030 dengan pendanaan sendiri atau turun sebesar 43 persen jika mendapat dukungan pendanaan internasional.

Dalam rangka mewujudkan kontribusi ke arah nasional tersebut, salah satu instrument kebijakan penting yang telah dihasilkan adalah adanya Perpres No. 98/2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon Indonesia.

“Dalam kerangka itu juga, banyak hal yang diperlukan. Termasuk di dalamnya adalah penguatan kapasitas para pihak, termasuk diantaranya adalah akademisi. Olah karena itu tema kegiatan saat ini adalah penguatan kapasitas institusi akademik dalam kerangka pencapaian Paris Agreement itu. Salah satunya yaitu pelatihan untuk para pelatih,” katanya.

Ada banyak pertanyaan yang muncul terkait dengan upaya penurunan emisi karbon ini, misalnya bagaimana melakukan analisis, bagaimana mengukur, bagaimana cara melakukan verifikasi dan melaporkan. Hal inilah kemudian yang menjadi materi pelatihan yang diberikan kepada para akademisi yang nantinya akan menjadi tenaga pelatih.

Direktur Inventarisasi GRK dan MPV Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Dr. Syaiful Anwar yang hadir secara daring mengatakan, upaya pengendalian emisi karbon dapat dihitung, dipantau dan hasilnya bisa dilaporkan. Tentu penghitungan ini harus dilakukan secara transparan dan akuntabel. Terkait dengan hal itu, pemerintah Indonesia sendiri menerima pembiayaan Fasilitas Lingkungan Global (GEF) dalam memenuhi persyaratan transparansi melalui “Capacity Building Initiative for Transparency (CBIT).

Pemerintah telah memiliki komitmen untuk menurunkan emisi karbon pada lima hal yaitu di sektor energi, sektor pertanian, sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya, sektor industri dan penggunaan produk serta limbah. Semua sektor tersebut ditargetkan harus mampu menurunkan gas rumah kaca di Indonesia.

“Tentu dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama semua pihak untuk mewujudkan hal ini. Butuh partisipasi Kementerian/Lembaga,lembaga keuangan, masyarakat, NGO, akademisi dan perubahan gaya hidup yang ramah lingkungan,” ujarnya.

Wakil Rektor Unram Prof. Akmaluddin mengatakan, kontribusi pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya cukup besar yaitu sampai 60 persen terhadap gas rumah kaca. Karena itulah kalangan akademisi akan mendukung upaya-upaya untuk menurunkan emisi di sektor ini dengan kemampuan yang dimilikinya, terlebih di kampus Unram ada Fakultas Pertanian yang di dalamnya ada Prodi Kehutanan.(ris)





Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

Kapal Terbakar di Perairan Ampenan Mengangkut 5.900 Kiloliter Pertalite

0
Mataram (Suara NTB) - Sebuah kapal pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) membawa 5.900 Kiloliter (KL) Pertalite terbakar di perairan Pantai Ampenan, Minggu, 26 Maret...

Latest Posts

Kapal Terbakar di Perairan Ampenan Mengangkut 5.900 Kiloliter Pertalite

Mataram (Suara NTB) - Sebuah kapal pengangkut Bahan Bakar...

Kapal Pengangkut BBM Terbakar di Perairan Ampenan

Mataram (Suara NTB) - Sebuah kapal pengangkut Bahan Bakar...

Waspada! Modus Penipuan WhatsApp Mengatasnamakan Penjabat Pemprov NTB

Mataram (Suara NTB) - Penipuan pada media WhatsApp semakin...

Warga Pringgabaya Utara Temukan Mayat Bayi di Pinggir Pantai

Selong (Suara NTB) - Warga Dusun Segara, Desa Pringgabaya...