Taliwang (Suara NTB) – Kehadiran proyek pembangunan smelter di kecamatan Maluk membuat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menjadi daerah yang memiliki realisasi investasi tertinggi tahun 2022 di NTB.
Masuknya investasi sektor industri pengelolaan tembaga itu, tercatat nilai investasi di KSB hingga kuartal keempat tahun lalu mencapai Rp11,72 triliun. Selain pembangunan smelter penyumbang lainnya ada investasi sektor jasa pariwisata yang sebagian besar berupa Penanaman Modal Asing (PMA).
Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KSB, Slamet Riadi mengakui, tingginya realisasi investasi tahun 2022 sebagian besar dari keberadaan smelter PT Amman Mineral Industri (AMIN) di kecamatan Maluk. Di mana fasilitas pabrik pemurnian tembaga itu telah membawa efek domino pada kehadiran investasi sektor lainnya. “Harus kita akui memang demikian adanya. Smelter itu jadi pemicu,” katanya kepada wartawan, Rabu, 1 Februari 2023.
Capaian realisasi investasi sebesar Rp11,87 triliun itu, menurut Slamet, menempatkan KSB menjadi daerah tertinggi penyumbang investasi di NTB. Bahkan dari sisi target, dengan jumlah tersebut, KSB jauh melampauinya. Yakni 278,22 persen dari yang ditargetkan sebesar Rp4,26 triliun. “Capaian kita tahun lalu setelah masuk smelter naik 200 persen lebih,” cetusnya.
Mengenai kontribusi smelter itu, Presiden Direktur PT AMMAN, Rachmat Makkasau mengatakan, hal tersebut menggambarkan komitmen perusahaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah. Pencapaian ini kata dia, merupakan hasil kolaborasi bersama antara perusahaan dan pemerintah pusat hingga daerah. “Kami melihat dukungan yang sangat besar terhadap pembangunan smelter, baik dari pemerintah pusat maupun daerah. Dan mudah-mudahan dukungan itu terus diberikan kepada kami agar proyek smelter tetap dapat berjalan secara paralel dengan kegiatan bisnis operasional kami, sehingga proyek-proyek besar lain yang akan meningkatkan nilai investasi dapat terealisasi,” katanya melalui keterangan resminya.
“Ini juga untuk mendukung Provinsi NTB guna mencapai target investasi tahun 2023, sebagaimana pernyataan dari Kemenko Perekonomian, Bapak Airlangga Hartarto, pada Senin kemarin, yang akan terus mendorong realisasi Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan menyelesaikan hambatan terkait perizinan bagi investasi,” sambung Rachmat.
Melihat dari capaian hasil verifikasi semester lalu, smelter AMIN telah mencapai angka 47 persen. Capaian ini didasari perhitungan realisasi anggaran kebutuhan untuk smelter, yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional. Nilai investasi yang telah dikeluarkan setara dengan US$ 466 juta dari total US$ 982 juta.
Hal ini menurut Rachmat, menunjukkan komitmen perusahaan untuk melanjutkan pembangunan smelter. Namun demikian, kendala pandemi COVID-19 dan krisis energi di Eropa, yang merupakan faktor eksternal, menyebabkan kendala logistik dan mobilisasi sumber daya manusia (SDM), sehingga target penyelesaian smelter di tahun 2023 tidak akan dapat terlaksana. Smelter AMMAN ditargetkan selesai pada tahun 2024.
“Kami telah mengadakan pertemuan dengan Pemerintah NTB guna menjelaskan mengenai capaian serta rencana bisnis operasional perusahaan pada tahun 2023. Dalam kesempatan tersebut kami menyampaikan bahwa serapan sumber daya manusia (SDM) untuk berbagai proyek sejak tahun 2021 meningkat hingga 35 persen, dimana hampir 75 persennya berasal dari NTB,” kata Rachmat. (bug)