Mataram (Suara NTB) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) NTB akan menyelenggarakan Gebyar Pilah Sampah pada Jumat, 10 Februari 2023 mendatang. Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional 2023.
Selain itu, akan ada sesi jumpa dengan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah S.E., M.Sc., dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah M.Pd., serta dirangkaikan dengan Hari Pers Nasional pada 9 Februari 2023 mendatang.
Kepala Dinas LHK NTB Julmansyah, S.Hut., M.Ap., melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran Dinas LHK NTB, Firmansyah S.Hut., M.Si., mengatakan, hal yang paling mendesak dari Gebyar Pilah Sampah adalah gerakan pembinaan yang akan dikampanyekan kepada masyarakat.
Dinas LHK NTB ingin menunjukkan bahwa kini telah banyak gerakan-gerakan pilah sampah yang ada di tengah-tengah masyarakat. Bentuk gerakannya berupa pameran, eco-flea market, dan masih banyak lagi.
“Gerakan-gerakan tersebut rata-rata dilaksanakan oleh kawan-kawan di komunitas, dan pemerintah selalu memberikan bantuan yang dapat diberikan,” ungkap Firmansyah, Rabu, 1 Februari 2023.
Di dalam Gebyar Pilah Sampah, Firmansyah menuturkan, akan ada sesi jumpa dengan Bang Zul dan Ummi Rohmi. Hal tersebut adalah upaya penyadaran bersama kepada masyarakat terkait gerakan pilah sampah. Menurut Firmansyah, seluruh pihak harus terlibat dalam Gerakan Pilah Sampah, karena itu diperlukan gerakan-gerakan yang masif dan terus konsisten.
“Kini, telah banyak upaya yang dilaksanakan masyarakat untum memilah sampah, baik dari sektor hulu hingga sektor hilir. Salah satu parameternya adalah kemunculan rumah-rumah berbahan dasar maggot yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Selain itu, kini banyak bermunculan bank sampah.” beber Firmansyah.
Saat ini, Dinas LHK NTB tengah menegakkan kebijakan-kebijakan sampah terpilah, kemudian mengupayakan agar gerakan-gerakan pilah sampah makin masif di masyarakat. Di Kota Mataram, muncul gerakan pilah sampah dengan nama yang berbeda-beda. Oleh karena itu, gerakan pilah sampah sudah makin terasa di tengah-tengah masyarakat.
“Masyarakat harus menyadari bahwa pengelolaan sampah bukanlah perilaku yang mustahil atau pun sulit. Yang penting adalah memulai dan konsisten dalam pelaksanaan kelola sampah,” pungkas Firmansyah. (r)