Mataram (Suara NTB) – Partai Golkar menghormati keputusan politik dari pimpinan pondok pesantren Yatopa, Bodak Lombok Tengah, TGH. Ahmad Fadli Fadil Thohir yang keluar dari Partai Golkar, lalu masuk bergabung menjadi kader Partai Nasdem.
DPP Partai Golkar melalui koordinator wilayah Bali-Nusra, Sari Yuliati mengatakan bahwa setiap orang punya hak dan kebebasan dalam memilih partai politik tempat mereka bernaung, dan hal itu sangat dihormati oleh Partai Golkar, termasuk atas keputusan TGH. Fadli Fadil Thohir.
“Kita hormati setiap pilihan politik siapapun,” ucap Sari Yuliati dengan nada santai saat dikonfirmasi Suara NTB untuk menyikapi keluarnya pimpinan Ponpes Yatopa itu dari Golkar, pada Selasa 31 Januari 2023 kemarin.
Diketahui Lombok Tengah merupakan daerah lumbung suara terbesar Partai Golkar selama ini. Dalam beberapa kali perhelatan Pemilu, Partai Golkar tidak pernah kurang mengirim tiga kursi anggota DPRD Provinsi NTB dari Lombok Tengah.
Salah satu kekuatan politik yang menopang Partai Golkar di Lombok Tengah selama ini yakni keluarga besar dari Ponpes Yatopa Bodak, yang dikenal memiliki basis massa jemaah sangat militan. Sehingga dengan kepindahan TGH Fadli ke Nasdem itu, suara Partai Golkar terancam tergerus pada Pemilu 2024 mendatang.
Dikonfirmasi terkait hal itu, anggota DPR RI dari dapil Pulau Lombok itu mengatakan bahwa pihaknya tidak khawatir sama sekali. Sebab pentolan-pentolan Golkar yang berasal dari keluarga besar Yatopa Bodak, seperti Suhaili, Puaddi dan Humaidi dipastikannya masih tetap setia berada di Partai Golkar.
“Beliau (Suhaili) tadi saya tanya, jawabannya tetap di Golkar. Tapi untuk lebih lanjut silakan tanya langsung ke Pak Suhaili, Puaddi dan Humaidi,” kata Sari. Keberadaan tiga orang itulah yang membuat Sari masih sangat percaya diri bahwa Golkar di Lombok Tengah tidak akan terlalu terpengaruh dengan keluarnya TGH Fadli Thohir ke Nasdem.
Puaddi yang kini duduk sebagai Ketua Komisi IV DPRD Provinsi NTB dari partai Golkar saat dikonfirmasi Suara NTB menegaskan dan memastikan bahwa dia akan tetap konsisten berada di Partai Golkar sekalipun kakaknya, TGH Fadli Thohir sudah pindah ke Nasdem.
Menurut Puaddi bahwa Partai Golkar lah yang telah membesarkan namanya selama ini, termasuk juga saudaranya seperti Suhaili dan Humaidi. Karena itu dipastikannya sampai sejauh ini, hubungan keluarga Bodak dengan Partai Golkar masih berjalan harmonis. “Saya tetap konsisten dan istiqamah di Golkar. Kalau saya apapun yang terjadi tetap di Golkar. Dan selama ini Golkar tidak pernah mengecewakan bagi kami selama ini, dan saya siap memenangkan Partai Golkar di Pemilu 2024,” tegasnya.
Sebelumnya pimpinan Yatopa Bodak, TGH Fadli Fadil Thohir mengumumkan dirinya keluar dari Partai Golkar saat menerima kunjungan bakal calon Presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan di ponpesnya pada Senin 30 Januari 2023 lalu. “Saya Haji Ahmad Fadli Fadil Thohir, pendiri yayasan pondok pesantren Yatopa Bodak, sebagai anggota Golkar dengan nomor KTA : 23050000235, tahun 1987. Dengan ini saya menyatakan diri keluar dari partai Golkar,” ucapnya.
Meski demikian, TGH Fadli menekankan bahwa keputusannya keluar dari Golkar dan lalu masuk Nasdem itu merupakan keputusan pribadinya, tidak mewakili keputusan dari saudara-saudaranya yang lain, seperti Suhaili, Puaddi dan Humaidi.
“Ada tidak aturan adik saya Fuaddi, Suhaili harus ikut (keluar), tidak ada. Yang terikat itu saya dengan yayasan saya, dan jemaah saya. Apakah mereka mau ikut atau tidak, itu terserah mereka,” pungkasnya. (ndi)
