KASUS penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) secara nasional masih terjadi, tidak terkecuali di NTB. Tetapi penyebarannya sudah masuk ketegori terkendali. Di mana secara nasional, tingkat keterjangkitan PMK saat ini sudah jauh menurun. Dari sebelumnya bisa mencapai ribuan ekor per hari, tetapi sekarang hanya ratusan ekor saja per hari.
Pemerintah pusat menargetkan, Indonesia bebas PMK tujuh tahun lalu atau tahun 2030 mendatang. “Kasus PMK sekarang sudah sangat terkendali. Dan, sesuai road map yang telah kita susun, target Indonesia bebas PMK tahun 2030 mendatang,” ungkap Sekretaris Direktur Jenderal Perternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, drh. Makmun, M.Sc., kepada Suara NTB, akhir pekan kemarin.
Ditemui di Kantor Bupati Loteng, Makmun mengatakan, untuk dinyatanya bebas PMK saat ini memang belum. Mengingat, kasus PMK masih ditemukan di sejumlah daerah. Termasuk di NTB, kasus PMK masih ada. Sementara untuk bisa dinyatakan bebas PMK, itu butuh waktu tiga tahun sejak PMK tidak ditemukan lagi.
“Memang butuh waktu cukup panjang untuk bisa dinyatakan bebas PMK,” imbuhnya. Tetapi, upaya kearah itu sudah dilakukan. Di mana saat ini pemerintah pusat tengah mengupayakan bebas PMK per pulau. Jadi pulau-pulau yang ada kasus PMK ditangani secara intensif. Supaya kasus PMK di pulau tersebut bisa nol.
Salah satu cara yang dilakukan yakni dengan mengintensifkan kegiatan vaksinasi PMK bagi ternak-ternak yang ada. Karena PMK itu virus sama dengan Covid-19 yang hanya bisa dilawan dengan vaksinasi. Artinya, kalau mau bebas PMK maka ternak harus divaksin secara lengkap, dosis satu dan dua.
Terkait vaksin PMK, peternak tidak perlu khawatir. Pada tahun ini pemerintah pusat telah menyiapkan alokasi vaksin sekitar 38 juta dosis. Jika pun masih dirasakan kurang, nanti akan diupayakan untuk ditambah. Terlebih saat ini Kementan tengah mengembangkan vaksin PMK lokal. Jadi upaya pemenuhan kebutuhan vaksin PMK kedepan akan jauh lebih mudah.
“Vaksin PMK yang disiapkan tahun ini masih didatangkan dari luar negeri. Nanti kalau vaksin yang dikembangkan pemerintah pusat sudah siap, vaksin itu yang kita gunakan selanjutnya,” imbuh Makmun. Terpenting sekarang peternak mau dan bersedia ternaknya divaksin. Jangan ragu dan takut. Pemberian vaksin kepada ternak itu juga demi keselamatan dan kesehatan ternak itu sendiri. (kir)