Giri Menang (Suara NTB) – Kemiskinan ekstrem di Lombok Barat (Lobar) naik lumayan signifikan, dari sebelumnya 10.750 jiwa menjadi 13.510 jiwa. Artinya terdapat penambahan sekitar 2.760 jiwa penduduk miskin ekstrem di Lobar. Hal ini pun menjadi atensi Pemprov NTB dan pemerintah pusat, sehingga Pemda Lobar memberikan perhatian serius untuk bisa mengentaskannya.
“Kita ada sedikit masih perlu atensi pada kemiskinan ekstrem, itu jadi atensi dari provinsi untuk kedepannya kita keroyok ramai-ramai, fokus kita kesana,”tegas Sekda Lobar H. Ilham, akhir pekan kemarin.
Kemiskinan ekstrem ini menjadi atensi dan prioritas dari pemerintah pusat, sehingga dalam Forum Konsultasi Publik Ranwal RKPD Tahun 2024 hal ini menjadi titik fokus yang perlu diprioritaskan untuk ditangani tahun 2024. Pihak Pemda pun telah merancang penanganan kemiskinan ekstrem secara terintegrasi. Artinya, penanganan dilakukan bersama oleh semua OPD, stakeholder dan melibatkan semua pihak terkait.
Dari data, sebelumnya angka penduduk miskin di Lobar mencapai 13.210 jiwa atau 1,80 persen. Naik dari tahun lalu 10.750 jiwa. “Jadi terjadi kenaikan,”sebut dia.
Berbeda dengan kemiskinan secara umum di Lobar mengalami penurunan lumayan signifikan. Dari 13,39 persen turun 1,08 persen dibanding tahun 2021 sebesar 14,47 persen. Penurunan ini dinilai cukup tajam. Itu artinya, bahwa program kegiatan dalam penanganan kemiskinan berhasil, sehingga penurunannya lumayan besar.
Dengan capaian penurunan kemiskinan ini, kata Ilham, kalau melihat data time series beberapa tahun terakhir. Baru kali ini, bisa turun signifikan. Bahkan, kalau melihat angka jumlahpenduduk miskin baru kali bisa ditekan hingga di bawah 100 ribu jiwa. Karena tahun 2021 terdapat 105 jiwa lebih warga miskin. “Sedangkan tahun 2022, bisa ditekan 99 ribu jiwa, baru kali ini bisa ditekan hingga di bawah 100 ribu jiwa,”sebut dia. (her)