Mataram (Suara NTB) – Sampai dengan tanggal 31 Desember 2022, realisasi penyaluran kredit di Provinsi NTB mencapai Rp 6.787,01 miliar dengan menyasar sebanyak 185.955 debitur atau nasabah. Penyaluran kredit ini masih didominasi oleh skema mikro dengan jumlah nasabah sebanyak 129.213 orang.
Kabid Pembinaan dan Pelaksanaan Anggaran (PPA) II Kanwil Ditjen Perbendaharaan NTB Maryono menerangkan, sektor penerima kredit masih didominasi sektor perdagangan besar eceran, dan pertanian yang menguasai 86,45% dari total kredit. Tiga daerah penerima kredit terbesar adalah Sumbawa (18,82%), Lombok Timur (17,87%), dan Lombok Tengah (16,30%).
“Adapun penyaluran Ultra Mikro atau UMi sebesar Rp162,64 miliar atau 1,9 persen namun telah menjangkau 33.301 nasabah atau 17,91% dari total nasabah. Dari data tersebut, menunjukkan semakin banyak UMKM yang belum tersentuh Bank, namun memanfaatkan program UMi,” terang Maryono akhir pekan kemarin.
Dilihat secara bulanan, realisasi bulan Desember 2022 sebesar Rp739,66 miliar, naik lebih dari 80% dari realisasi November 2022 sebesar Rp6047.35 miliar, sehingga total penyaluran tahun 2022 melebihi target sebesar 138,02%.
Sebelumnya Kepala Sub Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non Bank dan Pasar Modal OJK NTB Muhammad Abdul Mannan mengatakan, lima sektor kredit ekonomi tertinggi di Provinsi NTB meliputi penerima kredit bukan lapangan usaha dengan share sebesar 44,38%, kemudian pertambangan dan penggalian dengan share sebesar 19,34%, perdagangan besar dan eceran 19,10%, pertanian, perburuan dan kehutanan 7,43% serta konstruksi dengan share 2,29%.
“Itu merupakan data sampai bulan Oktober 2022. NPL dari kelima sektor kredit tertinggi tersebut adalah konstruksi sebesar 7,70 persen dan sektor perdagangan besar dan eceran dengan NPL 4,84 persen,” ujarnya.(ris)