Mataram (Suara NTB)-Setelah sukses dengan berbagai program ekosistem di 2022, kini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kemendikbud, melalui Kedaireka kembali menggebrak di awal tahun dengan menghadirkan program RekaPreneur sebagai bagian dari Ekosistem Kedaireka yang telah diadakan pada Kamis, 26 Januari 2023 di Lombok Astoria Hotel, Kota Mataram.
RekaPreneur menghadirkan narasumber kompeten dalam membuat proposal kreasi reka, pitching dan negosiasi dengan pihak industri. Selain di Lombok, di awal 2023 ini RekaPreneur juga diadakan di Palembang dan Kupang.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, Prof. Nizam menyampaikan bahwa RekaPreneur tahun ini lebih melebarkan sayap dibanding tahun 2022 dengan menambahkan ajang sosialisasi dan promosi Matching Fund Kedaireka 2023 kepada entitas-entitas usaha atau Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di kota terkait agar partisipasi mereka di tingkat daerah lebih meningkat.
RekaPreneur tahun ini kami fokus meningkatkan partisipasi pihak DUDI di program Matching Fund untuk berjodoh dengan Perguruan Tinggi dan diharapkan dapat terus langgeng agar bisa menghadirkan solusi-solusi yang berguna bagi masyarakat. RekaPreneur tahun 2023 juga memberikan wadah bagi pejabat di daerah terkait untuk memaparkan rencana kerja dan peluang-peluang perjodohan untuk multi-stakeholder. Ini kami lakukan untuk meningkatkan potensi perkawinan yang lebih besar bagi Insan Perguruan Tinggi dengan Mitra DUDI dalam berkolaborasi, ujar Nizam.
Mengusung tema Innovate & Collaborate for a Sustainable Future, pemateri yang hadir pada RekaPreneur di Lombok yakni penerima dana Matching Fund tahun 2022 dari Universitas Mataram, Ir. Aluh Nikmatullah, M.Agr.SC., PhD.,; dan VP Operations & Service The Mandalika, I Made Pari Wijaya. ST.
Turut hadir mewakili Gubernur NTB, Kepala Dinas Perindustrian NTB Nuryanti, SE., ME yang mengatakan bahwa kehadiran ekosistem Kedaireka menjadi sangat penting untuk meningkatkan kemanfaatan dan relevansi sekaligus menyelaraskan pengembangan IPTEK di perguruan tinggi dengan pemenuhan kebutuhan atau pemecahan permasalahan DUDI dan masyarakat.
Saya sangat antusias menyambut hadirnya ekosistem Kedaireka di dunia pendidikan tinggi di Indonesia, utamanya dalam pengembangan IPTEK di provinsi kami. Kini dengan hadirnya RekaPreneur di kampus kami, saya harap dapat mengakselerasi dan meningkatkan minat, tidak hanya insan akademik, tapi juga pihak industri di provinsi kami untuk dapat berpartisipasi dalam ekosistem kolaborasi inovasi yang kelak menciptakan banyak solusi untuk berbagai tantangan di industri dan masyarakat. (r)