Mataram (Suara NTB) – Mahasiswa KKN Terpadu Universitas Mataram (Unram) mengadakan sosialisasi inovasi produk dan strategi pemasaran UMKM di Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat pada Selasa, 24 Januari 2023. Tim KKN Unram mengundang narasumber yang didatangkan dari Dinas Perdagangan dan Dinas Perindustrian Provinsi NTB.
Pada sosialisasi tersebut diundang berbagai UMKM dari Sembilan Dusun di desa Kekait. Pada saat sesi tanya jawab, terungkap bahwa UMKM ternyata memiliki keinginan untuk maju tetapi terkendala berbagai hal seperti kemasan, merek, branding, juga pemasaran.
Setelah diberikan materi dari Dinas Perdagangan dan Dinas Perindustrian. Banyak warga yang menanyakan permasalahan yang mereka hadapi, salah satunya terkait perbedaan harga cetak kemasan dari balai kemasan Malang dan Kota Mataram.
“Saya memiliki usaha gula aren, saya membuat kemasannya di Malang, harga percetakan dari satu kemasan di Malang adalah Rp1.400. Sedangkan kemarin sempat saya tanyakan di salah satu petugas balai kemasan Mataram harga percetakan untuk satu kemasan gula adalah 5.000, untuk kami yang memiliki usaha kecil menengah bagaimana solusinya?” Tanya pak Wawan salah satu pemilik UMKM gula aren dusun Kekait 2.
“Memang dari pengadaan alat pembuatan tersebut sangat mahal, sehingga harga satuan kemasan tersebut lebih mahal. Dari Dinas Perindustrian sendiri akan mengusahakan pelayanannya akan lebih baik ke depannya, apakah dari harganya maupun inovasi jenis kemasannya akan dikembangkan lagi,” jawab Dico Muhammad, narasumber dari Balai Kemasan Dinas Perindustrian.
Sosialisasi dari Dinas Perindustrian dan Dinas Perdagangan yang diadakan pada Selasa tersebut untuk memberikan pengetahuan pada warga tentang pentingnya merek dan kemasan memperinguhi penjualan.
Ada banyak UMKM di Desa Kekait yang menghasilkan produk berkualitas dengan rasa yang enak namun kurang dikenal luas karena kemasan dan target pasarnya yang masih dalam lingkup Desa Kekait saja.
Mahasiswa KKN terpadu Desa Kekait berharap bahwa dengan diadakannya sosialisasi tersebut pengetahuan warga akan pentingnya merek, branding dan tentu saja target pemasaran yang tepat dapat membantu pemasaran yang selama ini menjadi permasalahan hampir semua UMKM desa kekait.
Diharapkan juga agar warga tidak perlu takut untung mengajukan merek, PIRT, SNI dan label halal hanya karena khawatir produknya tidak akan lolos uji. (r)