Selong (Suara NTB) – Harga beras di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) melonjak. Lonjakan harga ini diduga terjadi di seluruh NTB. Hal ini disebabkan padi sebagai tanaman pangan utama masyarakat belum masuk musim panen.
Hal ini diungkapkan Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lotim, Lalu Hariyadi saat dikonfirmasi, Kamis, 26 Januari 2023. Menurutnya, minimnya produksi pangan jenis beras ini berpengaruh pada distribusi. Permintaan pasar meningkat sementara produksi menurun. “Lombok bagian Selatan belum panen, sehingga berimbas ke daerah-daerah tengah dan utara,” ungkapnya.
Penyebab lainnya adalah praktik para pengepul yang membeli padi dan beras dari petani atau tempat penggilingan padi. Saat ini, hampir di semua tempat penggilingan padi stoknya kosong. Setelah terkumpul, baru kemudian dijual ke pengepul besar.
Permainan para pengepul ini disinyalir menyebabkan stok beras di pasar minim. Kesempatan itulah yang dimanfaatkan untuk menaikkan harga.
Komoditi pangan ini cepat melonjak karena menjadi kebutuhan primer. Berapapun harganya tetap bakal dibeli konsumen.
Pemerintah selama ini hanya bisa intervensi dengan menghadirkan program Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Akan tetapi, jumlah CPP yang ada di DKP ini terbatas.
Menurutnya, diperlukan sinergi bersama dengan pihak terkait dalam mengatasi persoalan harga. “Kita tidak bisa beli begitu banyak padi saat panen tiba, harus bersinergi berbagai pihak untuk mencarikan masyarakat solusi,” katanya. (rus)