Mataram (Suara NTB) – Sebagai satuan kerja yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi di Provinsi NTB, Kantor Bahasa Provinsi NTB dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPKP) Provinsi NTB berkomitmen untuk menyinergikan peran masing-masing dalam menyebarkan budaya literasi.
Dalam membuka jalan kolaborasi ini, Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB, Dr. Puji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum., bersama tim kerja sama berkunjung ke Kantor DPKP untuk mengoordinasikan program-program yang dapat dijalankan bersama.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB menyampaikan tiga program prioritas dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu literasi, revitalisasi bahasa dan sastra daerah, serta internasionalisasi bahasa Indonesia. Kedua pihak mendiskusikan sinkronisasi program dan pembagian ranah Kantor Bahasa dan DPKP dalam program peningkatan literasi. Selain itu,
Puji Retno juga memaparkan rencana diadakannya bimbingan teknis oleh Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra di Jakarta untuk menyiapkan guru penggerak literasi di daerah-daerah di Indonesia. Guru-guru tersebut akan diberi pembinaan untuk dapat mengimbaskan praktik-praktik baik literasi di tiap-tiap provinsi. Oleh karena itu, dibutuhkan keterlibatan DPKP dalam mendukung dan mengawal keberanjutan program ini.
Kunjungan ini disambut baik oleh Kepala DPKP Provinsi NTB, H. Mahdi, dan Kepala Bidang DPKP. H. Mahdi menyampaikan, DPKP akan dengan senang hati mendukung program-program literasi yang diadakan oleh Kantor Bahasa. Dalam sambutannya, H. Mahdi juga menyampaikan program-program dan kendala yang tengah dialami oleh DPKP Provinsi NTB.
“Sesuai prioritas pemerintah daerah untuk membantu masyarakat bangkit dari keterpurukan pandemi, saat ini kami memang tengah fokus meningkatkan minat baca dan budaya literasi masyarakat. Ini adalah upaya menambah pengetahuan masyarakat, khususnya dalam pengembangan UMKM,” tutur Mahdi mengawali sambutannya.
Menurut Mahdi, permasalahan terbesar terkait literasi yang kini dialami masyarakat adalah daya tahan baca yang rendah. Faktor terbesarnya adalah gizi buruk, tetapi kondisi ini juga diperparah oleh kurangnya kebiasaan membaca masyarakat.
Untuk itu, Mahdi merasa pojok baca perlu dihadirkan di berbagai tempat dan kesempatan, misalnya dalam transportasi umum seperti kapal feri. Penyediaan pojok baca ini merupakan upaya agar masyarakat terbiasa mengisi waktu senggang dengan membaca.
Uraian Kepala DPKP itu disetujui oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTB. Ia mengaku sangat tertarik dengan ide menghadirkan pojok baca dalam transportasi umum dan siap berkolaborasi. “Kantor Bahasa sanggup menyediakan bahan bacaan di kapal feri. Rak buku bisa disiapkan oleh Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan. Selanjutnya bisa dikoordinasikan dengan Dinas Perhubungan dan pihak-pihak lain yang terkait,” ucap Puji Retno antusias.
Puji Retno menjelaskan bahwa sebelumnya, Kantor Bahasa juga sudah berkoordinasi dengan pihak Angkasa Pura untuk menyediakan pojok baca di sudut-sudut strategis Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Ia berharap ada keterlibatan DPKP dalam mewujudkan pojok baca ini. DPKP setuju untuk berkontribusi dalam penyediaan pojok baca tersebut dan menyarankan adanya nota kesepahaman yang melibatkan seluruh pihak terkait.
“Ini langkah kecil, tetapi dampaknya nyata. Yang terpenting ada yang memulai terlebih dahulu,” ungkap Kepala Bidang Pembinaan DPKP di sela-sela diskusi.
Di akhir kunjungan, pihak DPKP menawarkan perwakilan Kantor Bahasa Provinsi NTB untuk mengunjungi pojok baca hasil kolaborasi DPKP dan Dinas Pariwisata Provinsi NTB yang sudah tersedia di Islamic Center. (ron)