Mataram (Suara NTB) – Jumlah ritel modern semakin menjamur. Jaringannya bahkan hingga ke desa-desa. Disatu sisi, keberadaan ritel modern ini memudahkan konsumen, di sisi lain, ada warung-warung tetangga yang makin terancam keberadaannya. Ritel modern yang paling banyak jumlahnya saat ini Alfamart dan Indomaret. Dua raksasa ritel modern ini di setiap tempat umumnya berhimpitan satu lokasi. Jaraknya dengan gerai lainnya kadang-kadang sangat mepet.
Terutama di daerah-daerah padat penduduk. Namun di NTB, tidak semua kabupaten membuka pintu untuk ritel modern. Misalnya di Kabupaten Lombok Utara, dan Kabupaten Dompu. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq. Nelly Yuniarti di Mataram, Selasa, 24 Januari 2023 menyebut, saat ini tengah melakukan pendataan jumlah gerai ritel modern di NTB. Ia tidak menampik jumlahnya sangat banyak.
Pemerintah tetap harus mengatur pendirian toko ritel modern demi menciptakan persaingan usaha yang sehat. Disatu sisi, ritel modern ini menawarkan tempat berbelanja yang nyaman, dan lengkap. Tentu sangat berpihak pada konsumen. Tetapi disisi lainnya, warung tetangga secara perlahan akan mati dengan sendirinya jika ritel modern ini makin massif.
“Karena izinnya ada di kabupaten/kota, ya kita mintalah, jangan terlalu longgar memberikan izin. Kan ada aturannya, titik yang cocok untuk ritel modern ini,” katanya. Keberadaan ritel modern ini seyogyanya harus memberikan manfaat bagi produk lokal. Salah satu poin sebelum diterbitkannya izin adalah terakomodirnya produk lokal. Meskipun sudah dijalankan oleh ritel modern, namun tidak dinampikkan, tidak semua gerai tersedia produk-produk lokal.
“Salah satu persoalannya, karena sistem pembayarannya yang tidak bisa kontan. Nunggu berapa bulan dulu, baru dibayar. Ini yang tidak bisa bagi pelaku UMKM, apalagi UMKM yang modalnya tidak besar,” ujarnya. Mantan Kadiskomifotik Provinsi NTB ini menambahkan, selain harus mengatur ruang yang semestinya bagi gerai ritel modern, masyarakat harus juga menjaga keberlangsungan usaha warung-warung sekitar.
“Disitulah perlunya, gerakan belanja ke warung tetangga. Walaupun ada kurang-kurangnya, dari sisi harga, ketersediaan produknya, ya bela belilah. Supaya warung tetangga tetap bisa eksis,” demikian Baiq. Nelly. (bul)